Sabtu, 20 Juli 2013

Melayani Maba dengan Cinta dan Kerja


Assalamualaikum Wr Wb

Saudara saudaraku......

Tahukah kita bahwa kita telah kedatangan tamu istemewa di kampus kita. Tamu tersebut adalah mahasiswa baru UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mahasiswa yang akan menjadi calon calon mujahid baru masa depan bangsa. Tentunya ini merupakan ladang dakwah kita bersama yang jika kita abaikan dan tinggalkan akan membuahkan sebuah keruguian dan penyesalan dalam diri kita sebagai aktivis dakwah kampus. Tapi sebaliknya jika kita isi ladang dakwah ini maka berkah melimpah insyaAllah akan datang kepada kita.

Momentum penyambutan mahasiswa baru sendiri merupakan sebuah momentum yang sangat penting bagi sebuah lembaga dakwah kampus, karena disini kita harus menjalankan misi dakwah kita yaitu melayani umat. Melayani dengan ikhlas, melayani dengan cinta, dan melayani dengan kerja agar mereka sang tamu merasa nyaman untuk tinggal, belajar, atau bahkan sampai mau berdakwah bersama sama kita nantinya. Kalau kita sering mendengar tamu adalah raja, tapi sesungguhnya mahasiswa baru ini lebih dari raja. Mareka adalah saudara kita, mereka adalah titipan Allah SWT yang insyaAllah dititipkan ke kita, untuk kita bantu ketika mereka membutuhkan informasi terkait kampus.

Saudara saudara sekalian.....

Mari kita ucapkan “Selamat Datang Saudaraku” kepada mereka mahasiswa baru. Dan mari kita luruskan niat kita bahwa agenda atau program yang kita lakukan ini semata mata karena Allah SWT. SDS 2013 bukan sebuah ajang pencitraan dan prekruitan mahasiswa baru seperti yang banyak orang bilang, melainkan sebuah ajang penyambutan dan bantuan cinta kasih kita kepada mahasiswa baru UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sudah menjadi kewajiban kita saling membantu sesama muslim, karena sesungguhnya mereka (Maba) adalah saudara kita, saudara se akidah yang memang perlu kita sambut dan bantu dengan cinta. InsyaAllah jika dakwah kita adalah nasyrul hidayah (menyebarkan petunjuk) dan li I’laai kalimatillah (meninggikan kalimah Allah), Allah akan mengabulkan segala doa doa serta memudahkan kerja kerja dakwah kita untuk melayani mahasiswa baru di kampus tercinta ini.

Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.
(QS. Al Hasyr : 9)

Ayat di atas jelas menggambarkan begitu indahnya tali persaudaraan yang diikat dalam satu kesatuan ideologi yaitu Islam. Kalau kaum Anshar bisa menerima serta mencintai kaum Muhajirin yang hijrah ke tempatnya. Selain itu kaum Anshar melayani serta membantu kaum Muhajirin pada kala itu. Kita pun perlu seperti mereka. Kita perlu menyambut mahasiswa baru dengan cinta dan rasa kebahagiaan, karena sesungguhnya kita telah dipertemukan dan dipersaudarakan oleh Allah dengan skenario skenarioNya di tempat yang insyaAllah menjadi awal kesuksesan pergerakan dakwah kita. Kita yakin jika pelayanan dakwah kita sesuai taujihat (arahan-arahan) rabbaniyyah wa-nnabawiyah (Rabb dan Nabi), kegiatan SDS 2013 akan dimudahkan dan disukseskan oleh Allah SWT, insyaAllah.

Saudara saudara sekalian....

Syukur tak terkira kita haturkan kepada pemilik hati yaitu Allah SWT. SDS 2013 ditakdirkan Allah SWT jatuh di bulan yang penuh berkah dan cinta yaitu bulan Ramadhan. Alhamdulillah kita bisa mewakafkan beberapa waktu, tenaga, dan fikiran kita untuk agenda yang insyaAllah mulia ini. Kita bisa bertemu dan menyambut mereka (Maba) dengan senyuman ikhlas karena Allah. Dan di universitas inilah mereka akan menemukan bagaimana ilmu agama dan sosial bersatu padu menjadi ilmu yang besar. Itulah sebabnya kita panitia SDS 2013 mengangkat Tema SDS 2013 “Ibadah, Cinta, Kerja”. Karena inilah nilai nilai inti yang ada di benak kita sebagai aktivis dakwah. Yang dimana ke tiga nilai inti inilah akan kita pakai untuk melayani calon calon mujahid baru UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kita sesungguhnya yakin apa yang kita telah kerjakan di SDS 2013, mulai dari melayani mereka mahasiswa baru, memangkas waktu kita untuk kegiatan ini, menguras fikiran kita untuk mengurusi kegiatan ini juga merupakan “IBADAH” di sisi Allah SWT, insyaAllah. Setelah Ibadah, tema kita adalah “CINTA”. Cinta adalah bahasa universal yang mudah di pahami oleh seluruh semesta. Cinta inilah yang melahirkan semua kebaikan di muka bumi. Keniscayaan akan senantiasa di raih, jika kerja kerja dakwah kita termotivasi cinta kepada Allah SWT. Umar ibn Aziz ketika menjadi khilafah pada kala itu memakai cinta untuk membangun dan melayani rakyatnya. Semuanya terayomi dengan bingkai cinta  yang di rajut oleh sang pemimpin yaitu Umar ibn Aziz. Sehingga dalam dua tahun ke khalifahannya tidak ada lagi rakyat yang menerima zakat. Mereka semua merasa adil dan sejahtera, itulah kekuatan cinta. Dan yang terkahir adalah “KERJA”. Kerja merupakan kunci semua keberhasilan, tidak ada keberhasilan nyata tanpa dilakukan dengan kerja nyata. Apalagi kerja yang kita lakukan merupakan misi suci insyaAllah, misi melayani umat. Dimana kerja kita di SDS 2013 adalah murni membantu mereka mahasiswa baru menemukan banyak informasi terkait kampus dan lain lain, bukan sebagai ajang prekruitan organisasi.

Saudara saudaraku sekalian.....

Saya sebagai ketua pelaksana SDS 2013 menghimbau kepada seluruh panitia SDS 2013 untuk memberikan pelayanan terbaik kepada mahasiswa baru. Karena kita harus selalu dekat dan melayani mereka. Mengutip kata kata ketua LDK 2012 Ilham Fauzi “setiap orang yang antum bantu akan membantu antum ditempat lain, di lain waktu atau didunia lain (jannah)”. Mari kita jaga juga kedisiplinan kerja kerja dakwah kita di kegiatan ini. Iqob yang kita sepakati jika telat dan tidak disiplin tidak seberapa jika dibandingkan harta yang dikeluarkan oleh pejuang pejuang Islam dalam memperjuangkan agama ini. Hanya karena cintaNyalah kita mampu ikhlas, kuat, dan mampu melayani mereka dengan baik. Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar !!!, Selamat Datang Saudaraku.

Wallahu’alam ,  semoga tulisan ini bermanfaat untuk saya dan antum sekalian

Penulis
Pandu Wibowo (Ketua Pelaksana SDS 2013)

Mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Minggu, 07 Juli 2013

Perkenalkan Nama Kami LDK Komda FISIP


Ikhwan wa akhwat fillah, menjelang datangnya bulan kemenangan (Ramadhan) ini, lokomotif dakwah kita yang bernama LDK Komda FISIP telah berusia 3 bulan 16 hari. Dan kita sebagai kader kader LDK Komda FISIP tidak henti hentinya bersyukur kepada Allah swt yang telah mempertemukan kita dalam satu lingkaran cinta. Dimana didalam lingkaran cinta tersebut ada sebuah misi, misi yang sangat mulia yaitu dakwah Islamiyah.
Kita adalah generasi baru FISIP UIN Jakarta, generasi baru yang memperjuangkan dakwah melalui komisariat dakwah FISIP atau yang  kita kenal sebagai LDK Komda FISIP. Lalu kita bersama sama ikut mengawal jalannya dakwah di FISIP, dan sekarang... dan sekarang... dan sekarang kita siap menjadikan FISIP UIN Jakarta menjadi ladang dakwah kita bersama, sehingga nilai nilai Islam yang ada di Al Qur’an dan As Sunnah bisa tertanam di seluruh mahasiswa, dosen, serta pegawai FISIP UIN Jakarta.

Ikhwan wa akhwat fillah...

Tahukah antum sekalian bahwa awal terbentuknya LDK Komda FISIP hanya 5 orang, yang terdiri dari 1 akhwat dan 4 ikhwan. Tapi Alhamdulillah dengan restu Allah swt, Allah telah memberi kita kemudahan dalam dakwah Islamiyah ini. Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan kader kader LDK Komda FISIP bertambah dan terus bertambah. Dan sekarang jumlah kader kita sudah tersebar di semua jurusan FISIP, baik itu Ilmu Politik, Hubungan Internasional, dan Sosiologi.  Jumlah kader dan simpatisan kita sekarang semakin banyak, itu semua tidak lepas dari pertolongan Allah swt. Karena pada hakikatnya dakwah itu akan terus tumbuh dan berkembang. Kita harus yakin lahirnya dakwah di FISIP merupakan isyarat besar bahwa kemenangan nyata Islam akan segera ada di fakultas yang kita cintai ini.
Melakukan dakwah itu tidak semudah yang kita fikirkan. Mengutip kata kata Alm Ustad Rahmat Abdullah: “Dakwah itu sakit, dakwah itu akan menguras segala tenaga, waktu, dan pikiran kita”. Tapi dari getirnya dakwah tersebut kita bisa meneguk sebuah cintanya Allah yang begitu besar kepada kita, karena JannahNya telah menunggu. Tahukah kita tidak pernah ada dalam sejarah nabi-nabi itu satu model kehidupan yang ringan. Tidak pernah ada hidup yang santai, hidupnya selalu keras. Tapi mereka selalu santai dalam menghadapi tantangan yang keras itu. Tahu kenapa? Karena mereka memiliki cinta yang begitu besar dalam dakwah Islamiyah ini. Maka dari itu kita harus belajar dari sejarah pendekar pendekar dakwah di dunia ini, bahwa dakwah yang dilakukan dengan sungguh sungguh akan membuahkan hasil kemenangan dakwah yang nyata.

Ikhwat wa akhwat fillah...

Saya memiliki sebuah pertanyaannya besar seandainya seluruh mahasiswa yang suka dakwah di beri pilhan, dimanakah mereka ingin menimba ilmu dan berdakwah? Maka saya ingin mereka semua mencatatnya tebal tebal bahwa mereka ingin menimba ilmu dan berdakwah di FISIP UIN Jakarta. Karena di fakultas inilah mereka akan menemukan bagaimana orang orang memadukan ilmu sosial dan agama (Islam) untuk membangun bangsa dan negara. Dan di fakultas inilah mereka akan menyaksikan betapa indahnya berdakwah bersama kita semua. Itulah sebabnya kita mengangkat jargon Komda kita yaitu “ISLAM: Iman, Sabar, Luar biasa, Amanah, dan Mulia”, karena inilah nilai nilai yang ada di dalam jiwa pemuda pemudi Indonesia. Dan jika nilai nilai itu dihidupkan kembali, kita Insyaallah bisa menjadikan FISIP UIN Jakarta menjadi salah satu mercusuar dakwah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ikhwan wa akhwat fillah...

Detik bulan kemenangan (Ramadhan) akan datang. Ini saatnya kita berintropeksi diri kembali serta memperbaiki apa yang kurang dalam diri kita. Ini adalah Ramadhan pertama yang dirasakan LDK Komda FISIP. Saya menghimbau kepada seluruh kader LDK Komda FISIP yang pulang kampung ke Gorontalo, Bengkulu, Padang, Serang, Cirebon, Lamongan, dan sekitar Jabodetabek bisa mengisi waktu Ramadhan ini dengan sebaik baiknya. Sesungguhnya asal kita dari daerah daerah yang jauh dan berbeda beda, ada yang mewakili Pulau Sumatra, Sulawesi, Jawa, tapi Allah memberi kita petunjuk untuk datang bersama sama serta berkumpul untuk menimba ilmu di sebuah pusat ibu kota Indonesia yaitu Jakarta. Dan di kota inilah kita bersama sama belajar di Universitas dan Fakultas yang sama sehingga kita bisa bersama sama juga bisa bersinergi dalam misi dakwah ini.
Mari lihat kami, mari dengar kami, dan mari perhatikan kami “Perkenalkan Nama Kami LDK Komda FISIP”, sebuah lembaga dakwah yang telah lahir untuk menjalan proyeknya Allah di fakultas kami yaitu dakwah. Tapi sesungguhnya yang kita ingin perkenalkan bukan sekedar nama melainkan sebuah ideologi, ideologi yang mampu menjadi solusi dari segala permasalahan yaitu Islam.

Ikhwan wa akhwat fillah...

Mari kita tanamkan visi LDK Komda FISIP ke dalam diri setiap kader kader kita yaitu membentuk muslim yang berintelktualitas dan saling bersinergi dalam dakwah Islamiyah. Karena sesungguhnya kita harus menjadi calon calon pemimpin dan pemandu bagi agaman, bangsa dan negara kita di masa depan. Rasulullah pada usia yang muda telah dipercayai Allah menjadi Rasul, Solahudin Al Ayubi pada masa muda bisa menaklukan konstatinopel, Hasan Al Bana pada usianya 28 tahun bisa membentuk gerakan dakwah terbesar di dunia, Ikhwanul Muslimin, dan M. Natsir pada masa mudanya sudah terfikirkan membentuk wadah persatuan umat Islam melalui Masyumi. Dan sekarang kita... dan sekarang kita... dan sekarang kita harus bisa menjadi pemuda muslim yang bisa berguna bagi agama, bangsa, dan negara di masa depan nanti.  Dan sebelum beranjak kesana mari kita bersama sama mensukseskan investasi pohon pohon dakwah kita di FISIP UIN Jakarta dengan kerja kerja nyata dakwah kita. Sehingga kita, Insyaalllah sebentar lagi akan memanen pohon pohon dakwah yang telah kita tanam 3 bulan yang lalu. Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar !!!
Marhaban Ya Ramadhan



Penulis: Pandu Wibowo

Sabtu, 08 Juni 2013

Biografi (Riwayat Hidup) Pandu Wibowo

Riwayat Hidup - Pandu Wibowo

Nama Lengkap : Pandu Wibowo
Tempat Tanggal Lahir: Jakarta. 26 April, 1994
Agama : Islam
Nama Orang Tua : Rully Cossad dan Yuliati
Riwayat Pendidikan
1999: SDN 05 Pagi, Kayumanis, Jakarta Timur
2000: SDN Jatiluhur 2, Jatiasih, Kota Bekasi
2005: SMPN 24 Bekasi, Jatiasih, Kota Bekasi
2008: SMAN 11 Bekasi, Jatiasih, Kota Bekasi
2011: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengalaman Organisasi
2005 – 2006 OSIS (Organisasi Intra Sekolah) SMPN 24 Bekasi
2005 – 2006 PMR (Palang Merah Remaja) SMPN 24 Bekasi, Wakil Ketua Umum
2006 – 2007 IRMAS (Ikatan Remaja Masjid)
2008 – 2009 OSIS SMAN 11 Bekasi, Ketua Kordinator Bakat dan Seni Siswa
2008 – 2009 ROHIS SMAN 11 Bekasi
2008 – 2009 Krenibels (Kreatif Seni) SMA 11 Bekasi, Wakil Ketua Umum
2010 – 2013 KARIR (Komunitas Remaja Islam Rabbani), Sekretaris Jendral
2011 – 2012 HDMI (Himpunan Diskusi Mahasiswa Indonesia), Ketua Umum
2013 – 2014 LDK (Lembaga Dakwah Kampus) UIN Syahid, Ketua Umum/Mas’ul LDK KomDa FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2013 – 2014 HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) Ilmu Politik FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Menteri Keilmuan

Sabtu, 13 April 2013

Kampus Kita Merupakan Ladang Dakwah Kita


Pandu Wibowo
LDK Komda FISIP
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Salah satu keberhasilan dakwah kita adalah mau bersabar dan terus berjuang di jalan dakwah ini. Kita sebagai mahasiswa dimana akan menjadi cikal bakal pemimpin harus memiliki target dakwah di kampus kampus, yakni li I’laai kalimatillah (Meninggikan Kalimah Allah). Dakwah di kampus itu ibarat mengarungi samudera di laut Indonesia. Mengapa saya katakan seperti itu? Di kampus banyak sekali orang orang yang pintar dan kritis terhadap sesuatu. Multi etnis pun ada di kampus kita, ada mahasiswa yang berasal dari daerah mana mana. Dari beragam mahasiswa di kampus kita itu merupakan ladang dakwah kita, mari kita satukan mereka menjadi satu ikatan persaudaraan. Mari kita nasyrul hidayah (menyebarkan petunjuk) kepada saudara saudara kita di kampus.
Dakwah itu tidak sepenuhnya lancar, banyak karang dan ombak yang terkadang menggoyahkan kapal dakwah kita. Tapi dengan ukhwah yang kuat dan keistiqomahan kita terhadap dakwah di kampus ini akan membuat kapal dakwah ini menjadi kuat. Jika pergerakan dakwah kita sesuai dengan irsyadat (bimbingan) dan taujihat (arahan-arahan) rabbaniyyah wa-nnabawiyah (Rabb dan Nabi), kita akan dimenangkan oleh Allah SWT, Insya Allah.
LDK (Lembaga Dakwah Kampus) merupakan salah satu kapal dakwah kita, dimana kapal itu telah di bentuk oleh Allah, dan Allah sendiri yang memilih nahkoda dan awak awaknya. Kita merupakan satuan yang utuh yang telah di berikan amanah oleh Allah untuk berdakwah dan berdakwah. Usia kita memang masih muda, diri kita memang masih belum sekuat da’i da’i di Indonesia, tapi perlu antum ingat sekalian Allah sedang melatih kita semua untuk menjadi pemimpin dan pejuang pejuang dakwahnya. Kita di latih dari mulai lingkup yang kecil yaitu kampus, setelah itu lingkungan, dan negara. Mungkin saja nanti di antara kita akan lahir ustad dan ustadzah yang siap berdakwah di tingkat pemerintahan. Perlu kita ingat ghayah (target akhir) dakwah kita bukan hanya di kampus melaikan dunia.
Saudara saudara ku sekalian jadilah pemenang dalam setiap tantangan, Allah akan sangat senang jika kita semangat dalam menerima tantangan tantangannya. Organisasi organisasi dakwah di kampus kampus banyak, tapi marilah kita berlomba lomba dalam mendapatkan kebaikan dengan mereka. Sikap intelek para mahasiswa di kampus bisa menjadi ujian bagi kita, mereka terkadang mengeritik dan mengejek langkah dakwah kita. Entah apa yang kita perbuat sehingga mereka seakan mengasingkan dakwah kita. Tapi perlu kita ingat, Rasul pernah menagatakan Islam itu asing, dan akan kembali asing pada zaman seperti kita. Inilah tugas kita, kita harus buktikan bahwa Islam adalah agama yang paling benar di antara agama agama yang lain.
Dalam Al Quran dikatakan bahwa “Hai orang orang yang beriman, jika kaliang menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan mengukuhkan kedudukan kalian” (QS. Muhammad {47}: 7). Kita harus percaya bahwa Allah akan menolong kita jika kita terombang ambing oleh ombak cobaan dakwah kita. Kita ini ada di dalam kapal dakwah yang sedang mencari tujuan yaitu pulau yang indah. Sebelum kita menemukannya kita pun harus melewati karang dan ombak, maka dari itu bangunlah kapal dakwah ini dengan kuat dan terjanglah karang dan ombak sehingga kita bisa menemukan target kapal dakwah kita yaitu pulau yang indah melainkan surganya Allah SWT.
Insya Allah, jika kita dinilai Allah sebagai pemenang, Allah akan memberikan kemenangan yang dinilai oleh manusia. Hamasah, Allahuakbar Allahuakbar

@pandu_wibowo

Sabtu, 23 Maret 2013

Siapakah yang Akan Menguasai FISIP ???


Pandu Wibowo
Mahasiswa Ilmu Politik
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Siapakah yang Akan Menguasai FISIP ???
Pesta demokrasi kampus atau di kenal dengan nama Pemira di kampus kampus akan segera di mulai. Khusus untuk FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pemira akan di laksanakan dalam waktu dekat ini. Penulis akan mecoba mengajak pembaca untuk mengetahui gambaran sementara siapa kandidat yang akan berpeluang menang. Tulisan ini tidak akan menyebutkan nama dari kandidat mana yang akan berpeluang menang, melainkan akan membahas peta kekuatan politik di Pemira FISIP.
Melihat konteks pemilih di FISIP UIN Jakarta kita bisa temui beberapa hal yang menarik. Saya akan membagi beberapa pemilih menjadi 3:
Pertama, “pemilih loyal”. Pemilih loyal yang saya maksud adalah pemilih yang tidak memikirkan kinerja baik atau kurang baiknya kandidat, yang terpenting kandidat tersebut bisa memperjuangkan harapan dan ideologi pemilih setelah menjadi ketua dan wakil BEM. Melirik  FISIP sendiri basis basis pemilih loyal cendrung berasal dari organisasi oraganisasi luar kampus seperti HMI, PMII, dan IMM. Walau Pemira di kampus tidak membawa bawa partai kampus, tapi masing masing kandidat dan masanya yang bisa jadi berasal dari ke tiga organisasi itu berpeluang menjadi lumbung suara utama di Pemira. Jadi jika masing masing dari ketiga oraganisasi itu memiliki kader kader yang cukup banyak, bisa menjamin lumbung suara kandidat yang didukungnya di Pemira.
Kedua, “pemilih atas dasar kerjasama atau kontrak politik”. Pemilih ini cendrung berasal dari UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang memiliki anggota cukup banyak di dalam struktur UKM tersebut. Jadi dalam sosialisasinya masing masing kandidat melakukan kerjasama dengan beberapa UKM kampus dengan berbagai kontrak politik. Jadi setelah pihak UKM melakukan kerja sama dengan kandidat, mereka melakukan kesepakatan. Anggota yang berasal dari UKM tersebut akan mendukung kandidat dan jika kandidat tersebut menang di Pemira, kandidat tersebut akan memberikan jabatan kepada beberapa anggota UKM dikepengurusan BEM Fakultas dan jurusan untuk membangun Fakultas dan Jurusan bersama sama.  Kerja sama ini sebenarnya sah sah saja, karena kerja sama ini bertujuan untuk sama sama membangun Fakultas dan jurusan.
Ketiga, “pemilih mengambang”. Pemilih mengambang inilah yang sulit di tebak, karena pemilih ini mungkin bukan berasal dari UKM atau organisasi lainnya, melainkan mereka tidak mengikuti kegiatan tersebut. Kemudian kandidat manakah yang akan mereka dukung ? Kita bisa analisis ini dengan beberapa teori, salah satunya adalah teori Rational Choice. Teori ini mengatakan bahwa sebelum individu memilih sesuatu, individu tersebut akan memikirkan keuntungan dan kerugiannya terlebih dahulu. Melihat konteks FISIP, pemilih mengambang ini bisa dikatakan adalah pemilih sesungguhnya. Karena mereka memilih bukan karena ikatan organisasi atau UKM, mereka ingin memilih tapi mereka tidak mau terjun ke politik kampus . Pemilih mengambang ini cendrung ingin merasakan hasil kerja kandidat saja setelah menang di Pemira.
Kembali ke judul tulisan “Siapakah yang Menguasi FISIP ???”. Yang akan menguasai atau yang akan menang Pemira adalah kandidat yang bisa merangkul semua golongan baik itu dari organisasi manapun, UKM, dan seluruh mahasiswa FISIP. Para pemilih cendrung akan memilih kandidat yang netral dan jika menang bisa mengajak kandidat lain yang kalah dan masanya untuk sama sama membangun FISIP satu tahun kedapan. Selain itu prestasi dan nama masing masing kandidat bisa menjadi modal untuknya agar bisa menarik hati para pemilih. Pemilih FISIP berbeda dengan pemilih rakyat biasa, karena mereka berasal dari orang berpendidikan dan tahu mana yang baik dan buruk. Prestasi yang dimiliki masing masing kandidat pun bisa menjadi tolak ukur bagi mereka ketika memimpin kepengurusan BEM FISIP satu tahun kedepan.
Pesan penulis adalah kandidat yang menang nanti harus bisa melakukan program kerja dengan benar, jangan sampai program kerja berhenti ditengah jalan atau sama sekali tidak berjalan. Kemudian bagi kandidat yang menang nanti, mereka harus bisa merangkul semua mahasiswa FISIP baik dari kandidat yang kalah, UKM, dan mahasiswa FISIP untuk membangun dan mendukung program kerja BEM dengan bersama sama. Dan yang terakhir yang paling penting kandidat yang menang harus menepati janji janjinya dan menjalankah perogram kerja dengan jujur dan amanah.

Pandu Wibowo
Mahasiswa jurusan Ilmu Politik
Ketua Himpunan Diskusi Mahasiswa
Twitter: @pandu_wibowo

Minggu, 10 Maret 2013

Masa depan PDIP, Golkar, dan PKS lebih Cerah Ketibang Partai Lainnya



Masa depan PDIP, Golkar, dan PKS lebih Cerah Ketibang Partai Lainnya

Partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan di bentuk oleh sekelompok warga negara secara sukarela atas dasar cita cita yang sama yaitu membuat negara sejahtera. Partai politik adalah kendaraan politik dalam ruang lingkup Demokrasi untuk mendapatkan kekuasaan (power) di sebuah negara. Tapi seiring berjalannya waktu partai politik terbagi manjadi 2 kekuatan besar, yakni partai masa dan partai kader. Dalam tulisan dan analisis ini penulis akan mengajak pembaca melihat masa depan partai kader dan partai masa.
Sebelum kita melihat masa depan partai masa dan partai kader di Indonesia, mari kita lihat deinisi dari kedua partai tersebut.
Partai masa adalah partai yang mengutamakan kuantitas maupun simpatisan partai dan pada umumnya mereka berasal dari bermacam macam lini aliran politik, karena ideologi yang di anut atau di emban oleh partai masa tidak menjadi perhatian bagi partai ini. Ideologi partai masa cendrung tidak jelas karena partai ini lebih mementingkan masa ketibang mempertahankan ideologi.
Partai kader adalah partai yang megutamakan kuantitas maupun simpatisan partai dan pada umumnya partai ini tidak segan memecat anggota jika melangggar dari norma partai. Partai kader merupakan partai yang mengutamakan ideologi partai sebagai kekuatannya ketibang masa yang di dapat, jadi tidak heran jika partai kader selalu kalah dengan partai masa dalam pemilu. Tapi menurut saya walaupun kalah dengan partai masa partai kader lebih memilih masa depan paling cerah ketibang beberapa partai masa yang ada di Indonesiam, karena jika kader kader yang didapat partai kader setiap tahun bertambah akan membuat partai ini semakin solid dan akan kader kader yang banyak tersebut akan menyumbangkan suara setianya di pemilu.
Melihat konteks Indonesia, Indonesia memiliki banyak sekali partai politik. Semenjak jatuhnya rezim Orde Baru aspirasi politik masyarakat Indonesia sangat besar. Tapi walaupun banyak sekali partai politik di Indonesia, partai partai politik tersebut sayangnya tidak memiliki idoelogi yang jelas. Mereka lebih megutamakan mendapat masa yang banyak ketibang memperjelas ideologinya. Dari fenomena tersebut timbulah sebuah pertanyaan apakah partai masa akan terus menang dari partai kader walau ideologi yang dianut partai masa tidak jelas?. Pertanyaan yang kedua apakah partai kader mampu mengalahkan partai masa di masa depan ? Dari dua pertanyaan tersebut mari kita analisis  berasama.
Saya sebagai penulis melihat hanya ada 3 partai politik yang memiliki masa depan cerah dari banyaknya partai politik di Indonesia. Partai partai politik tersebut antara lain adalah Golkar, PDIP, dan PKS. Ketiga partai ini merupakan payung politik yang sangat kuat dan tidak bisa hancur walaupun masalah yang diterima. Kekuatan yang dimiliki ketiga partai ini tidak lepas dari kader kader partainya yang mampu menjalankan mesin partai di seluruh daerah. Dan ketiga partai ini pula yang paling sering mencalonkan kader kadernya untuk mejadi pemimpin pemimpin di daerah daerah, baik sebagai Walikota sampai Gubernur.
Partai pertama yang akan kita bahas adalah Golkar. Golkar merupakan partai politik yang tetap konsisten menjaga suaranya setiap pemilu pasca rezim Orde Baru. Kita bisa analisis pada pemilu tahun 1999. Pada tahun 1999 Golkar mendapat jumlah kursi di DPR sebanyak 50 kursi dari total kursi 462, pada tahun 2004 perolehan jumlah kursi Golkar di DPR naik menjadi 128 kursi dari total kursi 550 dan mengantarkan Golkar menang pemilu pada tahun tersebut, dan pada tahun 2009 perolehan kursi dari Golkar turun menjadi  107 kursi dari total kursi sebanyak 560 kursi.
Kunci kesuksesan Golkar ada di kader dan karya, mengapa demikian? karena kader kader Golkar berasal dari orang orang terdidik dan semuanya adalah lulusan S1 sampai S3. Selain itu karya karya yang dibuat Gokar mampu membuat partai ini bertahan dan menekan angka opini publik yang buruk terhadap partainya. Karya tersebut adalah kaya membuat media masa seperti stasiun TV dan lain lain. Dari jumlah kursi yang di dapat Golkar semenjak tahun pemilu 1999 sampai pemilu 2009 dapat disimpulkan partai ini merupakan partai yang kuat dan selalu ada di 3 besar dalam pemilu legiselatif.
Partai kedua yang patut mendapatkan apresiasi partai yang memiliki masa depan cerah kedepannya adalah PDIP. Siapa yang tidak kenal PDIP, partai berkepala banteng ini sama seperti Golkar selalu masuk 3 besar partai yang memiliki suara terbanyak di setiap pemilu. Prestasi PDIP tidak lepas dari ideologi yang dianut PDIP yakni nasionalisme. Berikut perolehan kursi DPR yang didapat PDIP dari pemilu tahun 1999 sampai 2009. Tahun 2009 PDIP mendapat 153 kursi dari total kursi 462, sehingga PDIP berhasil menjadi pemenang Pemilu, tahun 2004 perolehan kursi PDIP menurun menjadi 109 kursi dari total kursi sebanyak 550, tahun 2009 kursi yang didapat PDIP semakin menurun menjadi 95 kursi dari total kursi yang diperebutkan sebanyak 560 kursi. Walaupun setiap pemilu kursi yang di dapat PDIP terus berkurang tapi parta ini selalu masuk 3 besar partai yang mendapat suara terbanyak disetiap pemilu.
Mayoritas pendukung PDIP berasal dari kaum buruh dan masyarakat menegah kebawah. Jumlah buruh di Indonesia sangat banyak dan PDIP selalu menjadi garda terdepan membela nasib buruh nasional sehingga hampir semua buruh di Indonesia kemungkinan besar akan mendukung PDIP. Kemudian mengapa kelas menengah kebawah banyak menyumbangkan suaranya kepada PDIP. Ini yang menarik, PDIP tidak lepas dari sosok Megawati dan Megawati adalah seorang wanita dan tidak heran putri dari Megawati yaitu Puan Maharani di gadang gadang sebagai calon kuat pengganti Megawati sebagai pemimpin PDIP kedepannya. Kembali ke konteks suara PDIP berasal dari kelas menegah kebawah, ternyata dari data wawancara yang saya terima dari salah satu kader PDIP, mayoritas masyarakat mengengah kebawah mengenal PDIP karena sosok wanitanya. Dan tidak heran Puan Maharani akan menjadi pemimpin PDIP nantinya jika PDIP tidak mau kehilangan suara dari kelas menegah kebawah.
Partai yang ketiga adalah PKS, partai yang dikenal dengan partai dakwah ini ternyata bisa kita katakan sebagai partai tersukses. Menagapa saya berani mengatakan partai tersukses, karena setiap pemilu jumlah kursi yang didapat terus mengalami kenaikan. Pada tahun 1999 awalnya PK hanya mendapat 7 kursi di DPR sehingga pada pemilu 2004 PK tidak bisa lolos pemilu, dan mau tidak mau PK harus mengganti nama dan lambang partai. Akhirnya pun pada tahun 2004 PK bertansformasi menjadi PKS. Pada tahun 2004 kursi yang didapat PKS meningkat menjadi 45 kursi dari total kursi 550. Dan pada tahun 2009 kursi PKS semakin bertambah menjadi 57 kursi dari 560 kursi yang diperbutkan dalam Pemilu Legiselatif. Dari jumlah kursi yang didapat PKS dari pemilu 1999 sampai pemilu 2009 terlihat jelas bahwa PKS adalah satu satunya partai yang konsisten tidak mengalami penurunan jumlah kursi.
Kunci keberhasilan PKS tidak lepas dari kesoldian kader kadernya yang berasal dari didikan Tarbiyahnya. Tidak disangka sangka dari pengajian pengajian yang dibentuk PKS yang hanya berisi 5 sampai 10 orang, PKS bisa melahirkan sosok yang sangat berperan penting di partai dan nasional. Partai ini pun mampu bertahan dari tsunami politik yang diterima. Bisa kita lihat ketika pemimpinnya menjadi tersangka suap, PKS tetap bertahan dan dengan cepat PKS mendapat pemimpin baru dalam waktu kurang dari 24 jam. Ini membuktikan bahwa kader kader PKS sangat solid dan tidak berpatok pada satu tokoh. Selain itu PKS adalah partai yang paling konsisten terhadap ideologinya yaitu Islam. Dalam spektrum ideologi ada yang namanya nilai nilai Justifikasi (kebenaran). Dan nilai nilai justifikasi inilah yang membuat ideologi PKS bertahan ditengah pluralisme.
Keimpulan dari tulisan ini adalah partai yang memiliki masa depan cerah kedepannya adalah partai masa atau partai kader yang memiliki ideologi jelas. Jadi partai yang memiliki ideologi jelas akan tetap bertahan dan memiliki masa depan cerah kedepannya. Dan partai yang tidak memiliki ideologi jelas cendrung akan kalah dari partai yang memiliki dieologi jelas. Bisa kita ambil contoh partai Demokrat, Demokrat telah kita ketahui bersama adalah partai pemenang pemilu 2009 tapi sayangnya partai ini tidak bisa mengelola kader dan management partainya sehingga sering terjadi konflik internal didalam kubuh partai berwana biru tersbut. Partai yang mememiliki ideologi cendrung kuat di lapisan lapisan ideologinya mulai dari simpatisan, kader, dan elit partai. Sehingga lapisan struktur ideologi tersebut mampu menjalankan mesin partai dengan semestinya. Dan saya sebagai mahasiswa politik memprediksi hanya ada 3 partai politik yang memiliki ideologi jelas dan masa depan cerah yakni Golkar, PDIP, dan PKS.

Kamis, 14 Februari 2013

My Story in Kampung Inggris



My Story in Kampung Inggris

Although i do not understand about grammar and i still learn about grammar, but i want to try to write about my story in Kampung Inggris, because i have gotten best moment there with my new friends. I have ambitions that is i would like to speak English fluently and understand about English language. Finally, i went to Kampung Inggris in Pare, because Kampung Inggris is center of place to study about English fastly. I went to there with my friend, we went to from Jakarta at 15.00 pm. We need 15 hours to arrive in Kediri station, finally we arrived at 07.00 am in station. When we have arrived in Kediri station, we should to pare by becak and Puspa Indah Bus.
When we have arrived there, we were upset should register course place and dormitory, because we do not know the best course place. Finally we got mistake when we selected dormitory and course place. Actually many course place and dormitory in Kampung Inggris. Many good course place and dormitory, but there are some course place and dormitory that is bad.
The first place we visited is so bad and we are bored in that place, cause the place is so bad and curriculum of study is not good. After we looked at the condition, we move place to others place. We should loitered to find the best course place and dormitory. Finally we can found course place and dormitory, the new our course place and our dormitory is Kresna Institute and Access-es. Both Kresna and Access is best to study about English language. Not only my friend, but also I am happy, I am happy because i have gotten the new course place. For dormitory, I took dormitory in Access-es.
The first and second day in Kampung Inggris, i have not adapted with friends and environment. But after the first and second day there, I was comfortable with environment. The matter make me happy and comfortable that is I got many new friends that is kind, I just said Alhamdulillah to my god that is Allah SWT because Allah has given me a kind friends. Both men and women are kind and good. Not only friends, my course place is so comfortable and the course place is supported by teachers who are kind and smart becomes reason for me feel comfortable in Kampung Inggris.
Every day I went to course place from dormitory by bicycle. I rent bicycle Rp 50.000 for two weeks in Kampung Inggris. Bicycle is so important for me to find food, tour, play to friends’s dormitory, etc. Bicycle can be best vehicle for me there, maybe my bicycle has becomes my best friend cause always accompany me everytimes. In Kampung Inggris, we can take program of study English, such as grammer, speaking, pronunciation, reading, writing, toefl, etc. The cost of program is cheap, average for cost of study English in Kampung Inggris just Rp 35.000 for two weeks. But if average for cost of study English in Jakarta reach Rp 200.00.
I found new friends in Kampung Inggris, many friends come from some island and city. My new friends is so good, and I have enjoyed this place. I honest that my friends there is better than my friends in Jakarta. Then for food there, food of Kampung Inggris is cheap. The price of average food there is Rp 7000, but price of average food in Jakarta is Rp 12.000. Everyday I started study from 07.00 am until 17.30 pm, because I took  4 program that is grammar, pronund, speaking, and grammar HP 8. The teacher there is so kind and they think that their student is their friends. While the student think they are teacher and best friends.
After two weeks I studied Kampung Inggris, I have to come back to Jakarta, cause I have to start study in the campus. When I came back, I was sad cause my friends and me should be separated by the time. Although we just meet two weeks, but I feel this meet like two years. I was happy in Kampung Inggris, because I can study about life simply. I hope Allah will give us free time to meet again anytime.
“ I want to look at your story after you read this story “


Pandu Wibowo
Majoring in Political Science
State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta
Twitter: @pandu_wibowo
Email: panduwi_bowo@yahoo.com

Senin, 11 Februari 2013

PKS Akan Menjadi Partai Terbaik Jika LHI Mampu Membuktikan Dirinya Tidak Bersalah




PKS Akan Menjadi Partai Terbaik Jika LHI Mampu Membuktikan Dirinya Tidak Bersalah

Sebelum Presiden PKS yaitu Luthfi Hasan Ishaq dijadikan tersangka suap daging sapi impor oleh KPK, PKS menargetkan 3 besar di pemilu 2014 mendatang. Tapi seakan target dan harapan PKS tersebut harus dikubur sementara waktu karena pentolan PKS yaitu Luthfi Hasan Ishaq dijadikan tersangka korupsi oleh KPK. Penangkapan LHI sapaan dekat Luthfi membuat geger rakyat Indonesia tak terkecuali kader kader PKS sendiri. Dalam waktu singkat pun PKS mendapat cacian dan hinaan dari beberapa masyarakat karena kasus tersebut. Sementara kader PKS pun harus memasang telinga tebal untuk menerimanya.
Ujian berat yang diterima PKS diawal tahun 2013 benar benar menguji kader dan simpatisan PKS. Dari ujian tersebut timbulah sebuah pertanyaan, apakah PKS akan ditinggal kader dan simpatisannya? Pertanyaan itu pun langsung direspon oleh kader kader partai dakwah tersebut. Para kader PKS yakin  ujian yang diterima PKS ini malah mempererat kesolidan kader. Keyakinan kader kader PKS itu pun terbukti, walau PKS mendapat cacian dari berbagai kalangan, tapi secara mengejutkan PKS mampu menjawab ujian tersebut dengan perilaku positive.
Terpilihnya Anis Mata sebagai presiden PKS yang baru ternyata benar benar membawa aroma positive untuk partai dakwah tersebut. Pasalnya Anis Mata langsung mengundurkan diri dari wakil ketua DPR RI dan anggota DPR RI. Ini membuktikan bahwa  pemimpin dan kader PKS tidak haus kekuasaan seperti partai partai lain. Bisa kita lihat, mundurya Anis Mata dari kursi wakil ketua DPR ternyata banyak sekali yang ingin memperebutkan kursi wakil ketua DPR tersebut. Kemudian mundurnya LHI dari Presiden PKS pun membuktikan bahwa LHI benar benar ingin serius dan fokus terhadap masalah yang menjeratnya. Selain itu LHI tidak ingin mencoreng nama partainya. Walaupun LHI dinyatakan bersalah, tapi sikap ini patut dicontoh oleh kader kader partai lain, jika ada kader yang terlibat korupsi atau masalah harus keluar jangan tunggu vonis terlebih dahulu, itu baru yang namanya memiliki jiwa kesatria.
Senarnya jika kita runtut kebaikan dan keburukan PKS, kita harus jujur dan tanya kepada hati nurani kita bahwa lebih banyak kebaikan yang dilakukan PKS ketibang keburukannya. Sekarang bisa kita tanya kepada rakyat Indonesia, partai mana yang paling semangat dan berani mendukung kemerdekaan Palestina dari zionis Israel. Dari 10 partai politik yang akan mengikuti pemilu 2014 mendatang saya tidak melihat Partai Demokrat, PDIP, Golkar, Gerindra, Nasdem, Hanura melakukan pembelaan kepada Palestina. Kemudian saya juga tidak melihat partai partai Islam seperti PPP, PKB, dan PAN memiliki semangat yang begitu besar seperti PKS untuk membela Palestina. Padahal membela dan membantu saudara kita yang sedang mengalami musibah adalah hal wajib bagi seorang muslim.
Tidak hanya membela Palestina, untuk membantu saudara saudara kita di tanah air pun PKS selalu menjadi garda terdepan. Bisa kita ambil contoh, bencana banjir di Jakarta beberapa minggu yang lalu menyentak hati kader dan simpatisan PKS untuk turun membantu korban. Kader dan simpatisan PKS yang turun membantu pun lebih banyak dari kader dan simpatisan partai lain. Tidak hanya banjir, bencana bencana lain pun PKS selalu menjadi garda terdepan untuk membantu korban, dan PKS pun selalu paling banyak menyumbangkan kadernya untuk membantu korban. Ini membuktikan bahwa PKS yang sebenarnya adalah selalu dekat dan melayani masyarakat Indonesia.
Setelah penetapan LHI sebagai tersangka suap daging sapi nampaknya membuat mata rakyat Indonesia terbuka untuk melihat isi dan kualitas sebenarnya PKS. Pasalnya PKS tidak butuh waktu lama untuk memilih pemimpin baru pasca LHI mundur dari presiden PKS. Dengan cepat majelis syuro, kader, dan pengurus partai  menunjuk Anis Mata menjadi Presiden PKS yang baru. Ini membuktikan bahwa PKS tidak berpatok pada sosok pemimpin, dan PKS mampu bangkit walau pemimpinnya terkena masalah. Coba kita lihat partai lain, jika sosok pemimpinnya sudah tidak popular di mata masayarakat atau pemimpinnya terkena masalah pasti partainya akan kehilangan semangat perjuangannya. Bisa kita ambil contoh ada suatu partai yang berinisial N*SD*M, ketika figure dari partai ini keluar membuat partai ini seakan terkotak kotakak dan pecah. Kemudian partai berinisial P*N, dulu partai ini kuat tapi setelah pentolannya sudah tidak popouler, partai ini malah terus turun dukungannya. Ada lagi partai berinisial P*B, ketika pemimpinnya wafat, partai ini seakan bersekat menjadi dua, ada kader yang mendukung sosok ini dan ada kader yang mendukung sosok itu. Sedangkan PKS walau pemimpinya terkena masalah, PKS mampu bangkit dengan cepat dan kader kader PKS makin solid dan tidak pecah. Kesolidan kader PKS nampaknya menjadi kunci bagi PKS untuk bertahan di negeri pluralisme ini.
Menurut saya sebagai mahasiswa ilmu politik beranggapan, LHI masih bisa membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah, karena sampai saat ini KPK belum menemukan bukti kuat untuk menyeret LHI sebagai terdakwa. Jika LHI mampu membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah ini akan membawa PKS menjadi partai terbaik di Indonesia. Pasalnya walau hanya terbukti menjadi tersangka PKS langsung melakukan hal hal positive. Dan hal hal yang dilakukan PKS seakan membuka mata masyarakat Indonesia bahwa PKS memiliki kesolidan kader yang kuat dan memiliki management partai yang rapih dibandingkan partai lain di Indonesia.
Saya yakin ujian ini dari Allah untuk PKS, dan saya berharap jika memang benar LHI tdak bersalah, LHI harus cepat mebuktikannya. Dengan itu Insyaallah mata dan hati masyarakat Indonesia akan terbuka dengan PKS. Mereka akan sadar bahwa partai inilah yang pantas dipilih dan memimpin Indonesia. Dan bukan tidak mungkin 2014 atau 2019 PKS bisa menjadi pemenang pemilu. Dan untuk kata kata terakhir saya mengatakan ujan yang diterima PKS sama saja membangunkan singa yang sedang tidur.
Pandu Wibowo
Mahasiswa FISIP UIN Ssyarif Hidayatullah Jakarta
Ketua Himpunan Diskusi Mahasiswa

Selasa, 05 Februari 2013

PKS Harus Berani Mengambil Langkah Untuk Bangkit


PKS Harus Berani Mengambil Langkah Untuk Bangkit

Awal tahun 2013 mungkin menjadi ujian sangat berat bagi Partai Keadilan Sejahtera. Pasalnya dengan ditetapkannya Mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq sebagai tersangka kasus suap impor daging sapi oleh KPK membuat nama PKS di mata masyarakat semakin buruk. PKS yang notabene adalah partai dakwah dan selalu mengatakan perangi korupsi tiba tiba kasus korupsi tersebut malah datang dari PKS sendiri. Kasus mantan Presiden PKS ini mungkin adalah kasus yang merugikan PKS menjelang pemilu 2014. Jelas sekali dimana partai partai lain berlomba lomba memasang jargonya untuk menanamkan citra di masyarakat agar menang pemilu 2014, berbanding tebalik dengan PKS yang menerima tsunami politik yang mengancam partai dakwah tersebut.
PKS harus mengambil langkah kongkret untuk menaikan citra dan mengembalikan kepercayaan masyarakat untuk memilih PKS kembali. Walaupun PKS terancam kehilangan banyak suaranya di pemilu 2014 mendatang, PKS masih memiliki peluang untuk keluar dari krisis tersebut. Saya melihat untuk suara PKS dari kalangan terdidik dan memiliki ekonomi rata rata menengah keatas akan cendrung berfikir dua kali untuk memilih PKS di tahun 2014. Pasalnya menurut teori Rational Choice dikatakan bahwa setiap individu sebelum melakukan sesuatu pasti akan memikirkan baik dan buruknya, begitu juga dukungan PKS dari kalangan terdidik dan memiliki ekonomi menengah keatas cendrung akan bimbang memilih PKS atau tidak di 2014. Dan jika PKS kehilangan suara dari kalangan tersebut PKS akan sulit berjuang di pemilu mendatang karena mayoritas suara PKS berasal dari kedua kalangan tersebut. Untuk kalangan ekonomi kebawah mungkin PKS masih bisa mendapat suara lebih, tapi PKS harus berhati hati karena bisa jadi kalangan tersebut dipengaruhi oleh lawan politik PKS dengan isu korupsi yang ada.
Dari prediksi suara PKS mulai dari kalangan terdidik, pelajar, ekonomi menengah keatas dan kebawah dapat disimpulkan dukungan PKS akan berkurang, pasalnya saya meyakini akan ada namanya swim votters (pemilih mengambang) akibat ke dilemaan pemilih PKS untuk mendukung PKS dipemilu lagi atau tidak. Tapi dibalik itu semua saya meyakini bahwa dukungan suara dari kalangan kader PKS tidak akan berkurang, malah mungkin bisa bertambah, karena mayoritas kader PKS adalah didikan Tarbiyah PKS sendiri. Para kader sudah kenal betul tentang seluk beluk PKS, dan kader kader PKS ini tidak memperdulikan kasus tersebut karena mereka tau sosok asli dari PKS. Keloyalitasan kader PKS bisa kita lihat dari pendekatan pemilih loyal. Pemilih loyal cendrung tidak terlalu memperhatikan kelebihan dan kekurangan partai yang mereka dukung, yang terpenting ideologi mereka di perjuangkan.

Syarat Syrat yang Harus Dilkakukan PKS Untuk Mengembalikan Kepercayaan Rakyat
PKS haru berjuang keras untuk menaikan citra dan mengembalikan kepercayaan masyarakat kepadanya. Karena jika itu tidak cepat dilakukan PKS, PKS akan kehilangan banyak suaranya di pemilu 2014 mendatang.
Syarat yang harus dilakukan PKS adalah, pertama, PKS harus memperbaiki citranya dengan berani menegaskan bahwa Luthfi Hasan Ishaq tidak akan kembali ke PKS lagi. Dan PKS harus menyerahkan semua urusan hukum kepada yang berwajib untuk menyelesaikan kasus eks Presidennya tersebut, dan jika terbukti bersalah biarkan Luthfi Hasan ditahan. Dengan itu masyarakat percaya bahwa PKS adalah partai yang tegas dan berani mengambil keputusan. Dikeluarkannya Luthfi dari PKS dan menyerahkan semuanya kepada pihak berwajib akan membuat masyarakat akan berfikir dua kali untuk meninggalkan PKS. Masyarakat bisa jadi malah simpati kepada partai dakwah ini, karena partai ini berani dan tidak pandang bulu dalam keikutsertaannya dalam memberantas korupsi.
Syarat kedua yang harus dipenuhi PKS adalah, PKS harus berani menunjukan laporan keuangannya ke publik, sehingga semua masyarakat dapat dengan mudah mengakses keluar masuknya dana keuangan PKS. Dengan itu PKS bisa membuktikan bahwa partai mereka bersih dengan sumber dana yang jelas untuk biaya oprasional partai. Dan PKS juga harus berani mengatakan bahwa semua partai politik harus mempublish laporan keuangannya agar semua masyarakat bisa mengaksesnya. Karena saya melihat mayoritas partai politik di Indonesia tidak jelas mendapat dana dari mana untuk biaya oprasional partai.
       Syarat yang ketiga adalah mantan Preseden PKS yaitu Luthfi Hasan Ishaq harus membuktikan bahwa dia tidak bersalah dan tidak menerima suap tersebut. Dengan itu publik akan tahu bahwa PKS adalah benar benar partai bersih dan layak dipilih dan memimpin negara ini.
Dan syarat yang terakhir adalah, Presiden PKS yang baru yaitu Anis Mata harus memperkuat dan mebangkitkan solidaritas kadernya yang terluka karena kasus suap yang menyeret pentolan partainya. Keloyalitasan kader harus benar benar ditanam oleh PKS, karena suara kader adalah suara PKS. Jika kader hancur PKS pun bisa jadi gulung tikar, karena PKS adalah partai kader bukan nasionalis. Dari syarat syarat tersebut PKS harus memenuhinya dengan serius, karena itu semua demi memperbaiki citranya di masyarakat. Selain itu PKS harus mengembalikan kepercayaan rakyat Indonesia bahwa PKS adalah partai yang pantas memimpin bangsa ini.
Pandu Wibowo
Mahasiswa FISIP UIN Syrarif Hidayatullah Jakarta
Ketua Himpunan Diskusi Mahasiswa

Selasa, 15 Januari 2013

Sistem Rekruitmen dan Kaderisasi PKS (Partai Keadilan Sejahtera)


PANDU WIBOWO
Penelitian Sosial Partai Politik
(Penelitian Sosial: Sistem Rekruitmen dan Kaderisasi PKS “Partai Keadilan Sejahtera”)

Kelas: Ilmu Politik
NIM: 1111112000079
DOSEN: BURHANUDDIN MUHTADI, MA


Kata Pengantar
Bahan penulisan ilmiah ini sebagian besar di ambil dari sesi wawancara dengan kader PKS, kemudian di tambah dengan referensi referensi lain dari buku untuk menambah informasi dan kesempeurnaan hasil penelitian. Hasil penelitian ini khusunya di berikan kepada dosen Partai Politik yaitu Burhanuddin Muhtadi, MA untuk memenuhui tugas UTS (Ulangan Tengah Semester).
Judul dari penelitian ini adalah Sistem Rekruitmen dan Kaderisasi PKS (Partai Keadilan Sejahtera). Penulis mencoba menyajikan hasil penelitian ini kehadapan pembaca, dengan harapannya dapat memberikan wawasan tentang sistem rekruitmen dan kaderisasi PKS. Semoga penelitian ini tidak hanya di baca oleh dosen Partai Politik tapi juga bisa di baca oleh pembaca lainnya.
Harapan penulis, semoga hasil penelitian ini dapat memuaskan dosen Partai Politik yaitu pak Burhanuddin Muhtadi sehingga bisa memberi nilai yang pantas untuk hasil penelitian ini. Sebagai karya, hasil penelitian ini sudah pasti memiliki kekurangan. Untuk itu penulis sangat berharap pak dosen dan pembaca bsia mengeritik tulisan penulis.
Keberhasilan pembuatan penelitian ini memang hasil jerih payah penulis sendiri, tapi penulis sangat berterimakasih kepada orang orang yang terlah membantu untuk mempermudah penelitian ini, yakni pak Burhanuddin Muhtadi, MA selaku dosen Partai Politik yang senantiasa memberi masukan untuk kesempurnaan penelitian mahasiswanya, kemudian penulis berterima kasih kepada narasumber yaitu ustad Riki Aldian selaku kader inti PKS yang senantiasa di ganggu waktunya untuk menjadi narasumber penulis, kemudian penulis berterimakasih kepada teman teman kelompok yang meneliti Partai Keadilan Sejahtera, kita bersama sama mencari narasumber dan melakukan wawancara bersama sama tetapi berbeda tema. Semoga penelitian ini bermanfaat untuk pembaca dan bermanfaat walaupun memiliki manfaat yang sedikit.
BAB I
Pendahuluan
Berdirinya Partai Keadilan (PK) bisa dikatakan berbeda dengan partai lainnya baik partai yang berbasis ideologis maupun yang non ideologis. Kelahiran partai keadilan berangkat dari musyawarah yang cukup panjang, yang membahas tentang penyikapan terhadap era reformasi yang membuka keran kebebasan untuk berkspresi diantaranya mendirikan partai politik. Persoalan mendirikan partai adalah agenda yang hangat dibicarakan kalangan tarbiyah, sebagian mengatakan perlu mendirikan partai politik dan sebagain menyatakan tidak perlu.
Lahirnya Partai Keadilan Sejahtera tidak bisa lepas dari peranan Partai Keadilan. Pernyataan ini bukan tanpa bukti. Bisa kita amati dimana pada pemilu 1999, Partai Keadilan menduduki peringkat ke tujuh diantara 48 partai politik peserta pemilu. Hasil ini tidak mencukupi untuk mencapai ketentuan electoral threshold, sehingga tidak bisa mengikut pemilu 2004 kecuali berganti nama dan lambang.[1] Karena kegagalan ini Partai Keadilan (PK) bermetamorfosis menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Beberapa pengamat menilai bahwa salah satu faktor kekalahan partai Islam pada pemilu 1999 adalah parpol Islam belum menampakan inklusivitasnya.
Setelah melewati fase fase tersebut PKS semakin dikenal masyarakat luas. Partai ini terus mendidik kader kadernya menjadi kader yang solid bagi partainya. PKS sendiri meruapakan sebuah partai yang memiliki kader yang sangat solid. Kader yang solid ini tidak lepas dari pemilihan dan seleksi ketat dalam merekruit calon anggota. Sistem prekruitan yang ketat ini melalui sistem management Tarbiyah dengan menerapkan kurikulum dan materi yang di buat oleh orang orang Tarbiyah PKS. Tarbiyah PKS sendiri menyeleksi, meramu, dan kemudian mengembangkan sendiri dengan bimbingan seorang murrabbi. Tarbiyah PKS juga mengadopsi pemikiran pemikiran tokoh tokoh melalui referensi referensi yang dipakainya.[2] Hasil dari prekruitan PKS ini akan bisa menghasilkan sebuah modul atau kurikulum untuk di pelajari oleh kader.
Aspek utama dalam jaringan Tarbiyah PKS adalah Masjid Kampus. Masjid kampus menjadi fokus kelembagaan jejaring sosial dan keagamaan jemaah Tarbiyah. LMD (Lembaga Mujahid Kampus) dan LDK (Lembaga Dakwah Kampus) sendiri dijadikan wadah formal para aktivis dakwah melalui rekruitmen besar besaran pada mahasiswa baru. Terakhir jejejaring sumber daya organisasi Tarbiyah memiliki hubungan dengan KAMMI. Pembentukan KAMMI dalam perjuangan menuntut reformasi menjadi tahap transformasi perjuangan jamaah Tarbiyah dalam menggunakan institusi yang lebih formal dan transparan untuk memperjuangkan cita cita sosial dan politiknya.[3]
Pengkaderan Tarbiyah di kampus kampus sangatlah penting karena selain berdakwah di kampus juga mencari bakat bakat yang berintelektual untuk di rekruit kedalam kader partai.[4] Untuk memahami sistem pengkaderan PKS, kita perlu menelah sistem pengkaderan Tarbiyah PKS di kampus kampus. Pelaksanaan pola Tarbiyah di kampus kampus secara umum mengikuti tiga tahapan: ta’rif, takwin, dan tanfids.[5]
Sistem rekuitmen PKS dilalukan dengan dua cara rekuitmen fardi dan jama’i. Rekuitemen fardi sendiri dilakukan oleh anggota Tarbiyah PKS terhadap beberapa orang. Dan rekuitmen jama’i yakni rekuitmen yang dilakukan secara kolektif dengan formal dan informal atau sering kita sebut prekuitan langsung ke partai seperti partai partai lainnya. Tapi disisi lain PKS melakukan rekrutmen anggota dari orang-orang yang berlatar belakang non-tarbiyah, baik itu muslim dan non muslim.[6]

1.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan tema sentral atau rumusan masalah di atas yang membahas sistem rekruitmen dan kaderisasi PKS (Partai Keadilan Sejahtera), maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1.       Bagaimna sistem rekruitmen PKS (Partai Keadilan Sejahtera), dan mengapa PKS yang berideologi Islam bertansformasi menjadi partai terbuka kemudian membuka perekruitan orang orang non Muslim menjadi anggota Partai?
2.       Bagaimana sistem kaderisasi PKS (Partai Keadilan Sejahtera) dalam membina kader kadernya menjadi kader yang solid di partai?
3.       Bagaimana pelaksanaan Pola kaderisasi Tarbiyah PKS (Partai Keadilan Sejahtera) khususnya di kampus kampus dan apa tahap tahap dari kaderisasi Tarbiyah tersebut?




1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian
A. Maksud Penelitian
Penelitian ini bermaksud menganilisis secara terperinci cara perekruitan dan sistem kaderisasi PKS (Partai Keadilan Sejahtera) sehingga bisa melahirkan kader kader yang solid bagi partainya. Untuk sistem rekruitmen, penilitian ini ingin menyajikan cara perekruitan PKS baik itu dari orang Muslim dan non Muslim. Kemudian peneilitian ini bermaksud memfoskuskan analisis ke arah kaderisasi PKS mulai dari kaderisasi Tarbiyah sampai formal.

B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan maksud tersebut ada beberapa tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini, yaitu:
1.       Menegetahui serta memahami cara prekruitan PKS (Partai Keadilan Sejahtera) mulai dari prekruitan orang Muslim sampai orang non Muslim masuk kedalam partai
2.       Mengetahui serta memahami sistem kaderisasi PKS (Partai Keadilan Sejahtera), khususnya kaderisasi Tarbiyah, underbrow, dan formal partai.
3.       Mengetahui serta memahami pola pelaksanaan kaderisasi Tarbiyah PKS di kampus kampus untuk melahirkan kader kader yang solid bagi partai.
4.       Memperoleh analisis secara nyata dan representatif tentang gambaran dan kekuatan PKS dalam membina kader kadernya dan pandai dalam merekeruit kader partai, sehingga hasil penelitian ini dapat di jadikan referensi referensi untuk penelitian penelitian selanjutnya.

1.3 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna pada pengembangan ilmu dan aspek guna lakasana:
1.       Pengembangan Ilmu:
a.       Memberikan sumbangan terhadap ilmu politik, khususnya kajian perilaku politik dan untuk memperhatikan strategi partai politik untuk mendapat dukungan dari masayarakat.
b.      Sebagai salah satu informasi bagi peneliti peneliti lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut di bidang politik khususya tentan partai politik.
2.       Aspek Guna Laksana:
a.       Bagi partai partai politik lain, penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam upaya peningkatan kualitas rekruitmen anggota partai.
b.      Bagi pengurus partai politik, penelitian ini bisa dijadikan tolak ukur untuk mendidik dan menjadikan kader suatu partai menjadi solid.








1.4 Kerangka Pemikiran
Berkaitan dengan hal di atas, dalam memilih dan menetapkan fenomena yang akan dijadikan variabel dalam penelitian ini berdasarkan pada kinerja partai politik dalam membina kader partai dan pandai merekruit calon yang tepat untuk menjadi pengurus di partai politik. Untuk lebih fokus ke dalam penelitian tentang sistem rekruitmen dan kaderisasi partai (PKS) kita bisa menganilisnya dengan Teori teori yang ada, yakni:
A.      Teori Rekruitmen Politik
Teori Rekruitmen politik merupakan seleksi dan pemilihan atau seleksi pengangkatan seseorang untuk melaksanakan sejumlah peranan sistem politik dan sistem pemerintahan. Dalam rekruitmen politik, partai politik umumnya memiliki cara sendiri sendiri dalam prekrutan calon anggota. Sedangkan menurut Drs. Fautisno Cardoso Gomes (1995:105) menyatakan bahwa “rekruitmen merupakan proses mencari, menemukan dan menarik para pelamar untuk di pekerjakan dalam suatu organisasi.” Jika kita lihat definisi tersebut mungkin semua partai politik sangat serius dalam merekrut calon anggota kedalam partai. Tapi masing masing partai politik memiliki cara yang berbeda dalam masalah prekrutan calon. PKS (Partai keadilan Sejahtera) sendiri melakukan rekruitmen politik dengan dua cara, yakni rekruitmen fardi dan jama’i. Rekruitmen fardi adalah rekuitmen yang dilakukan oleh anggota Tarbiyah terhadap suatu atau dua orang dengan pendekatan pribadi atas inisiatif sendiri atau atas rekomendasi seorang murrabbi. Rekuitmen ini dilakukan dengan cara seseorang anggota Tarbiyah mencari calon peserta Tarbiyah, dimana calon tersebut kemudian dikondisikan melalui tahap tahap, antara lain: ta’aruf dan taqarrub. Hasil dari upaya pemantauan ini kemudian dilaporkan, dibicarakan, dan dianalisis dalam forum halaqoh berdasarkan standar syarat syarat peserta Tarbiyah. Jika memenuhi syarat maka ia akan diarahkan untuk mengikuti halakoh Tarbiyah[7]. Jika kita lihat seksama tentang perekrutan fardi ini terdapat beberapa makna positive, salah satunya adalah suatu partai politik (PKS) bisa mendidik peserta didiknya melalu tahap kadersiasi Tarbiyah setelah direkrut. Proses Tarbiyah sendiri berjalan cukup lama dengan di beri bimbingan sekaligus pendidikan kader. Setelah berhasil melewati fase pendidikan Tarbiyah PKS bisa mendapatkan sebuah kader atau anggota yang loyal dan berkontribusi bagus sesuai kriteria PKS sendiri.
Sementara Rekruitmen jama’i yakni rekruitmen yang dilakukan secara kolektif dengan cara formal dan informal.[8] Pola rekruitmen ini bisa dilakukan dengan rekruitmen tehadap anggota masyarakat melalui kegiatan formal kepartaian untuk menjadi anggota dan simpatisan partai, Rekruitmen melalui pendaftaran peserta, sampai kepada rekruitmen melalui organisasi ekstrakulikuler di sekolah atau kampus. Dari perekruitan perekruitan seperti ini akan melahirkan subuah kader yang sudah menjadi kriteria PKS sendiri.
B.      Teori dan Konsep Kaderisai
Secara terminologis, definisi kaderisasi adalah pencetakan, sedangkan definisi kader itu sendiri adalah orang orang yang dipercaya mampu melanjutkan tugas tugas yang ada dalam suatu organisasi dengan kata lain, kaderisasi adalah proses, cara, atau perbuatan dalam usaha mendidik manusia yang memiliki kompetensi tinggi yang mapan untuk menjalan suatu amanah.
Jika di kaitkan konsep tersebut dengan kaderisasi yang di lakukan PKS terhadap kader kadernya, PKS mampu mencetak kader kader yang loyal kepada PKS. Pasalnya kader kader PKS sudah di didik oleh partai dengan kurikulum yang di terbikan oleh PKS sendiri. Setelah menjadi kader inti di partai, kader kader tersebut memegang amanah dari partai dan amanah tersebut tidak boleh diingkari. Suatu kader bisa di keluarkan dari partai apabila suatu kader melanggar peraturan, perjanjian, dan amanah yang sudah di berikan partai kepada kader tersebut. Kader kader ini pun akan melanjutkan tujuan dan memegang tongkat estafet untuk memperjuangkan perjuangan PKS di kanca perpolitikan Indonesia.
Teori Doktriner
Teori ini adalah peroses penanaman nilai nilai ideologi kepada para anggota. Ideologi yang di maksud adalah seperangkat nilai nilai positive yang di rumuskan secara kongkret dan sistematis dalam bentuk program program kegiatan yang pelaksanaannya di awasi ketat oleh pengawas. Dalam proses kaderisasi yang di lakukan oleh PKS, PKS sangat mendidik para kader kadernya untuk mengerti ideologi yang ada di dalam PKS sendiri. PKS membuat kurikulum sendiri untuk dijadikan referensi peserta didiknya di Tarbiyah. PKS juga mengawasi ketat kader kadernya agar tidak menyimpang dari ajaran PKS. Doktrin doktrin ini di asumsi oleh kader PKS kemudian di implementasikan di program kerja partai.
Jika kita lihat gerakan politik PKS sangatlah bagus, PKS memiliki cara yang khas dalam perekruitan dan kaderisasi. Pendukung PKS di seluruh Indonesia mencapai 800.00 orang dengan komposisi 70% kader, dan 30% kader inti.[9] Jika kita lihat PKS adalah suatu partai yang tidak pernah memakai money politics. Kemudian angka korupsi PKS pun kecil jika di bandingkan partai partai nasionalis. PKS pun adalah partai yang sering melaporkan audit keuangan anggota dan partai kepada KPK.[10] Ini semua tidak lepas dari doktrin dokrtin dan ajaran yang diberikan PKS kepada kader kadernya agar menjadi kader yang solid, loyal, dapat dipercaya, dan tidak membuat nama partai buruk. Dengan memiliki kader yang solid, masyarakat akan meilihat sendiri kader partai mana yang bagus dan dapat dipercaya. Jika kader PKS mendapat simpati dari masayarakat dan masayarakat pun berkata bagus atas eksitensi kader di lingkungan dan pemerintahan, bukan tidak mungkin PKS akan mendapat dukungan dari masayarakat banyak untuk pemilu.


Pembahasan
BAB II

Sistem Rekruitmen PKS (Partai Keadilan Sejahtera)
Sistem rekuitmen PKS dilalukan dengan dua cara rekuitmen fardi dan jama’i. Rekuitemen fardi sendiri dilakukan oleh anggota Tarbiyah PKS terhadap beberapa orang. Dan rekuitmen jama’i yakni rekuitmen yang dilakukan secara kolektif dengan formal dan informal atau sering kita sebut perekuitan langsung ke partai seperti partai partai lainnya.[11] Dari kedua cara rekuitmen ini, bisa di simpulkan bahwa PKS adalah partai terbuka. Terbukti PKS tidak merekruit anggota tidak hanya dari sistem fardi tapi lewat sistem jama’i.
A.      Rekuitemen Fardi
Rekuitmen fardi adalah rekuitmen yang dilakukan oleh anggota Tarbiyah terhadap suatu atau dua orang dengan pendekatan pribadi atas inisiatif sendiri atau atas rekomendasi seorang murrabbi. Rekuitemen ini dilakukan dengan cara seseorang anggota Tarbiyah mencari calon peserta Tarbiyah, dimana calon tersebut kemudian dikondisikan melalui tahap tahap, antara lain: ta’aruf (pengenalan dan pendekatan), ikhtiar (upaya mempengaruhi si calon), dan taqarrub (mendekatkan atau menghubungkan si calon dengan komunitas Tarbiyah). Hasil dari upaya pemantauan ini kemudian dilaporkan, dibicarakan, dan dianalisis dalam forum halaqoh berdasarkan standar syarat syarat peserta Tarbiyah. Jika memenuhi syarat maka ia akan diarahkan untuk mengikuti halakoh Tarbiyah.[12]
B.      Rekruitmen Jama’i
Rekruitmen jama’i yakni rekruitmen yang dilakukan secara kolektif dengan cara formal dan informal. Rekruitmen jenis ini memiliki beberapa pola:
1.       Rekruitmen kepartaian, yakni rekruitmen tehadap anggota masyarakat melalui kegiatan formal kepartaian untuk menjadi anggota dan simpatisan partai. Kegiatan ini dilakukan melalui, pertama, Training Orientasi 1 (TOP 1). Dari TOP 1 akan dihasilkan beberapa tingkatan calon kader, antara lain: yang memiliki kualifikasi tertinggi akan menjadi anggota pemula terbina. Kelompok inilah yang akan dibina dengan intensif di “kawah candradimuka” yang disebut halaqoh tarbiyah, seperti yang di tempuh di LDK. Kualifikasi kedua akan menjadi calon anggota pemula terdaftar yang hanya boleh mengikuti Ta’lim Rutin Partai (TRP). Sedangkan kualifikasi terendah akan menjadi calon anggota partai yang hanya menerima KTA, yang berfungsi menambah dukungan dan suara bagi partai. Kedua, Training Orientasi Partai II (TOP II). TOP II berfungsi meningkatkan peserta TRP dan yang menerima KTA untuk bisa menjadi Anggota Pemula Terbina atau halaqoh Tarbiyah level pemula.
2.       Rekruitmen melalui pendaftaran peserta. Pendaftaran peserta ini bisa dilakukan di sekretariat tingkat pusat, wilayah, daerah, cabang, hingga DPRa, di rumah rumah kader PKS atau melalui wwebsite. Para peserta yang mendaftar juga akan di training melalui TOP 1, TOP 2, dan diupayakan bisa mengikuti Tarbiyah anggota level pemula.
3.       Rekruitmen melalui Lembaga Dakwah Sekolah dan Lembaga Dakwah Kampus. Hasil dari rekruitmen ini juga diarahkan untuk mengikuti Tarbiyah anggota pemula.
4.       Rekruitmen juga bisa dilakukan melalui berbagai kegiatan yang lain, seperti majelis ta’lim, studi intensif, kegiatan Ramdhan, pelatihan, baksos, santunan, dan kegiatan keegiatan yang lain. semua jenis rekruitmen ini berorientasi menjadi pintu masuk bagi calon kader untuk menjadi peserta Tarbiyah level pemula.[13]
Dalam merekrut calon PKS tidak mau main main, PKS bisa merekruit sekaligus menyeleksi mana yang pantas memegang dakwah PKS di parlemen dan lingkungan. Islam telah menjadikan sebagai tugas muslim untuk membentuk masyarakat yang sehat, yang bersih dari korupsi dan perbuatan tercela dan untuk berkelakuan baik dan menghidarkan kezaliman.[14]
Tapi disisi lain PKS melakukan rekruitmen anggota dari orang-orang yang berlatar belakang non-tarbiyah. Bahkan pada pemilu 2004, partai PKS menjaring lebih dari 30 calon legislatif non muslim.[15] Disamping itu, PKS juga merekrut orang-orang non muslim sebagai anggotanya. Hal ini terlihat dari di sahkanya DPD Partai Keadilan Piniai pada tanggal 5 Juni 2002, yang mayoritas pengurusnya beragam kristen.[16] Para pimpinan PKS juga memberikan kesempatan kepada tokoh agama hindu untuk menjadi anggota legislatif. PKS yang bertransformasi menjadi partai terbuka memang mengagetkan semua pihak, pasalnya PKS sangat menjunjung tinggi nilai nilai Islam. Tapi menurut pandangan PKS sendiri tidak menjadi masalah menjaring anggota non Muslim, karena inilah dakwah di negeri plurarisme yang sebenarnya. PKS sendiri menjaring non Muslim masuk kedalam partai bukan melalui kaderisasi Tarbiyahnya melainkan melalui anggota kehormatan.[17] Penjaringan non Muslim kedalam partai merupakan strategi PKS untuk menaikan pamor PKS yang terbuka terhadap plurarisme, sehingga PKS bisa mendapat masa banyak dalam pemilu. PKS memang partai kader tapi PKS sendiri menginginkan masa yang banyak. Karena dengan memiliki kader yang solid dan ditambah pula masa yang banyak, PKS akan mudah memenangkan pemilu di Indonesia.

BAB III

Pengkaderan PKS (Partai Keadilan Sejahtera)
Sebagai Partai Kader PKS memiliki sistem kaderisasi kepartaian yang sistematis dan metodik. Kaderisasi ini memiliki fungsi rekruitmen calon anggota dan fungsi pembinaan untuk seluruh anggota, kader dan fungsionalis partai.[18] Kaderisasi PKS sendiri memiliki sebuah fungsi yang sangat banyak untuk partai. Fungsi fungsi ini dijalankan secara terbuka melalui infra struktur kelembagaan partai yang tersebar dari tingkat pusat hingga tingkat ranting, fungsionalis berjalan sepanjang waktu selaras dengan tujuan dan sasaran umum partai, khususnya dalam bidang penyiapan sumber daya manusia.[19]
Langkah awal bagi pembinaan pribadi lalu lanjut pembinaan keluarga, masyarakat dan lingkungan diawali dari pembinaan kader PKS itu sendiri. PKS memandang bahwa proses dakwah parlemen hanya bisa dilakukan dengan pribadi pribadi yang shaleh. Jika jiwa pribadi bersih otomatis dakwah akan berjalan dengan lancar.[20] Membentuk jiwa yang bersih menjadi sebuah kunci untuk membentuk keluarga yang shaleh. Setelah itu keluarga keluarga itulah yang akan membentuk masyarakat yang islami.[21] Individu merupakan alat masayarakat dan negara yang terpenting dalam melaksanakan tugas sosial politik demi membangun cara untuk berhasil di dakwah parlemen.
Secara umum, pengkaderan di kalangan PKS terdiri dari tiga jenis, yakni Tarbiyah, pengkaderan underbrow PKS, dan yang terakhir adalah pengkaderan formal kepartaian PKS sendiri.[22] Tiga jenis pengkaderan ini merupakan kesatuan yang saling menopang dan bahkan sering sekali bertemu dalam satu bentuk dan satu iven yang sama sehingga tiga lapis pengkaderan ini acap kali terlihat tumpang tindih.
Pengkaderan Tarbiyah merupakan pembinaan suatu kelompok kecil (Halaqoh) berkisar 5-10 orang di bawah bimbingan murabbi. Kegiatan seperti ini pada awalnya dilakuakan di kampus kampus, tapi seiring berkembangnya dakwah ke masayarakat, akhirnya pembinaan Tarbiyah ini dilakukan dikalangan masayarakat umum.
Organisasi underbrow PKS mengembangkan pola pengakaderan sendiri sendiri. Organisasi organisasi underbrow PKS seperti Garda Keadilan, Serikat Pekerja Keadilan (SPK), Perhimpunan Petani Nelayan Sejahtera Indonesia (KAPMI) adalah organisasi yang bergerak dibidang sosial kemasyarakatan. Selain kelompok kelompok yang secara formal bukan underbrow PKS namu berafiliasi secara ideologis ke partai ini, seperti ROHIS dan LDK juga mengembangkan pola pengkaderan yang khas. Contoh seperti ROHIS dikenal sebagai pengkaderan yang dinamai Latihan Dasar Kepemimpinan, sementara di LDK ada pembinaan bernama Kajian Rutin.[23] Organisasi atau kelompok ini sangat solid, dan memiliki daya juang yang tinggi untuk berdakawah di lingkungan. Mereka pun sering melakukan gerakan gerakan bantuan jika ada musibah yang menimpa daerah daerah di Indonesia.
Sedangkan pengkaderan formal partai dilakukan secara resmi oleh kepengurusan dari Dewan Kepengurusan Ranting (DPRa) hingga Dewan Pengurus Pusat (DPP).[24] Ada tujuh jenjang dalam pengkaderan formal ini yakni, TOP 1 (Training Orientasi Partai Satu), TOP 2; TDI (Traning Dasar Satu). TD 2 ; TL 1 (Training Lanjutan Satu), TL 2, dan training management dab kepemimpinan sosial (TMKS). Pengkaderan formal ini merupakan sarana pemibinaan kader sekaligus penjenjangan bagi mereka yang akan berimplikasi pada distribusi peran dan posisi struktural di PKS.[25]
Ditengah ketiga jenis pengkaderan PKS ini, sistem pengkaderan PKS yang paling terkenal adalah pengkaderan Tarbiyah yang sekarang lebih dikenal dengan kegiatan Liqo (Pertemuan) dan mentoring yang menjadi posisi kunci bagi pengkaderan PKS. Masing masing sitem pengkaderan PKS tetap menjadikan pengkaderan PKS menjadi penngkaderan utama.
Sebagaimana telah dikemukakan dalam bab bab terdahulu, sistem pendidikan Tarbiyah di kampus kampus yang dilakukan oleh PKS ini dilestarikan, diatur, diformalkan, dan distandarkan. Untuk itu DPP PKS telah memproduksi modul panduan yang menjadi acuan resmi pengkaderan di partai ini. Pada tahun 2003, PKS menerbitkan sebuah modul berjudul “Management Tarbiyah Anggota Pemula”. Kemudian pada tahun 2005 terbit modul yang lebih lengkap yang tidak saja diperuntuhkan bagi anggota madya, dan anggota dewasa. Modul tersebut berjudul Manhaj Tarbiyah PK Sejahtera.[26] Modul yang dipakai PKS ini mencoba memperkenalkan ideologi dan pemikiran anggota PKS dalam proses dakwahnya. Tapi jika kita lihat makna dari isi modul tersebut mengandung makna positive. Pasalnya modul yang diterapkan PKS berbeda dengan modul modul partai lain. Isi dari modul tersebut memang memperkenalkan cara berfikir PKS, tapi disisi lain modul tersebut mengajarkan kepada peserta didik untuk mengerti bagaimana cara berdakwah politik di parlemen, sistem organisasi partai Islam (PKS) dan tentunya memperluas wawasan keislaman.
Dari ketiga cara pengkaderan yang dilakukan PKS mulai dari pengkaderan Tarbiyah, pengkaderan  underbrow, dan pengkaderan formal partai. Mungkin penelitian ini akan lebih fokus melihat serta menganalisis tentang pengkaderan Tarbiyah PKS yang menjadi pengkaderan utama dalam PKS. Dari pengkaderan Tarbiyah tersebut akan menghasilkan kader kader yang bagus untuk masuk kedalam poisis strategis di partai.




BAB IV

Pengkaderan Bebasis Tarbiyah
Sistem pengkaderan Tarbiyah PKS adalah sistem pengkaderan utama di partai. Sistem ini nampaknya merupakan adopsi pengkaderan Tarbiyah Ikhwatul Muslimin. Hal ini meliputi landasan filosofis, ideologis, dan mab’da (prinsip) keagamaan, tujuan dan target pendidikan, manhaj (metode) dan tahap pentahapan, saran sarana pendidikan yang dipakai. Tarbiyah PKS hanya melakukan adaptasi terbatas terkait dengan materi pendidikan serta menghilangkan sarana pendidikan yang tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di Indonesia.[27]
Landasan mab’da Tarbiyah PKS bersumber dari prinsip prinsip Ikhwatul Muslimin. Prinsip prinsip Islam ini tidak mengalami penambahan dan pengurangan sedikitpun. Islam yang lurus ini tercermin dalam dua puluh prinsip Islam yang dirumuskan oleh Imam Hasan Al Bana. Konsep Islam Khaffah yang menjadi ideologi utama serta corak pemahaman Islam Tarbiyah PKS bersumber dari prinsip prinsip tersebut. Target dan tujuan pendidikan di Tarbiyah PKS mengdopsi penuh dari rumusan IM. Dalam modul management Tarbiyah diharapkan menghasilkan kriteria yang diharapkan oleh PKS.[28]
Mengenai manhaj dan pemantapan, PKS mengdopsi pendekatan tadarruj (gradual) yang diterjemahkan dalam pentahapan yang dirumuskan Ikhwatul Muslimin, yakni:
a.       Ta’rif (pengkokohan)
b.      Tanfidz (pelaksanaan)
c.       Tamkin (pengokohan)
Sementara mengenai sarana pendidikan Tarbiyah PKS melakukan adaptasi dengan memakai sarana usroh atau sering kita sebut halaqoh, dauroh (ceramah), tausiah (ceramah singkat), seminar, bedah buku, mukhayam (kemah), mabit (bermalam), rihlah (berwisata), baca buku, taklim rutin PKS, bakti sosial, tarhib (ibadah khusus) Ramadhan, kajian fiqih dan belajar taksin.[29]
Kegiatan kegitaan yang dilakukan PKS tersebut bisa disimpulkan bahwa kegiatan kegiatan seperti ini jarang dilakukan oleh partai partai lain. Dengan melakukan kegiatan kumpul bersama seperti itu otomatis akan menguatkan tali silahturahmi sesama kader PKS. Dari penguatan silahturahmi ini akan menghasilkan kader kader yang solid, serta dengan kegiatan yang menarik seperti ini PKS akan mudah mendapatkan simpatisan untuk masuk kedalam kader.

Pengkaderan Tarbiyah Kampus
Aspek utama dalam jaringan Tarbiyah PKS adalah Masjid Kampus. Masjid kampus menjadi fokus kelembagaan jejaring sosial dan keagamaan jemaah Tarbiyah. Tumbuhnya minat dalam mempelajari agama dan meperaktikannya bisa Di fasilitasi melalui masjid kampus. LMD (Lembaga Mujahid Kampus) sejak tahun 1974 menyelenggarakan praktik praktik reguler. LMD juga mempengaruhi perkembangan jejaring Tarbiyah.[30]
Setelah LMD kegairahan dalam berislam di kalangan mahasiswa semakin berkembang pesat setelah LDK (Lembaga Dakwah Kampus)  secara formal bermunculan dikampus kampus. LDK mendapat dana dari universitas. LDK sendiri dijadikan wadah formal para aktivis dakwah melalui rekruitmen besar besaran pada mahasiswa baru. Terakhir jejejaring sumber daya organisasi Tarbiyah memiliki hubungan dengan KAMMI. Pembentukan KAMMI dalam perjuangan menuntut reformasi menjadi tahap transformasi perjuangan jamaah Tarbiyah dalam menggunakan institusi yang lebih formal dan transparan untuk memperjuangkan cita cita sosial dan politiknya.[31]
Pengkaderan Tarbiyah di kampus kampus sangatlah penting karena selain berdakwah di kampus juga mencari bakat bakat yang berintelektual untuk di rekruit kedalam kader partai.[32] Untuk memahami sistem pengkaderan PKS, kita perlu menelah sistem pengkaderan Tarbiyah PKS di kampus kampus. Pelaksanaan pola Tarbiyah di kampus kampus secara umum mengikuti tiga tahapan: ta’rif, takwin, dan tanfids.[33]
Ta’rif adalah fase pengenalan Islam kepada objek dakwah melalui berbagai sarana, baik melalui pendekatan personal maupun pendekatan masal.[34] Dalam dakwah kampus, tahap ini diimplementasikan dalam bentuk pendekatan personal (dakwah fardiyah) di mana seorang aktivis dakwah kampus secara khusus dan intensif melakukan pendekatan dan interaksi personal dengan calon objek dakwah. [35]
Selain itu bentuk kedua dari ta’rif adalah daurah (training) dalam rangka rekruitmen yang diikuti sejumlah mahasiswa, biasanya dilakukan pada hari hari libur.[36] Dalam acara yang berlangsung selama 1 hingga 2 hari, peserta training diperkenalkan dasar akidah Islamiyah. Kemudian betuk ke 3 adalah marhalah ta’rif yaitu penerbitan berbagai media informasi yang dikelola di kalangan tarbiyah, seperti mading, Rohis, buletin Rohis hingga penyebaran majalah Islam. Bentuk ke empat dari ta’rif adalah program mentoring mahasiswa terhadap peserta baru oleh ADK (Aktivis Dakwah kampus).[37]
Jika dilihat dari fakta lapangan, biasanya peserta yang telah mengikuti tahap ta’rif ini menerima makna positive dan cendrung berubah menjadi lebih islami. Perubahan perubahan tersebut antara lain seperti, penggunaan jilbab, memanjangkan jenggot, dan pembiasaan mengunakan idiom bahasa Arab. Para peserta didik ini memiliki solidaritas yang tinggi jika ada salah satu peserta yang terkena musibah langsung di bantu satu sama lain.[38]
Sementara itu, tahap takwin (pengkaderan) dimulai ketika objek dakwah yang terekrut dalam ta’rif dinilai serius dan berpotensi menjadi Aktivis Dakwah Kampus. Pembinaan pada tahap ini dilakukan dalam halaqoh Tarbiyah, yaitu kelompok kecil yang berisikan 5 sampai 10 orang yang dibimbing oleh murabbi (pembimbing). Proses pembinaan berjalan intensif dalam pertemuan (liqa) yang dilaksanakan sepekan sekali.[39] Dalam liqa tersebut peserta  Tarbiyah diberikan kurikulum yang diterbitkan oleh PKS. Kurikulum ini bakukan PKS untuk dijadikan modul management Tarbiyah.[40]
Didalam modul Tarbiyah tersebut menyajikan satu di antara sekian materi materi halaqoh. Harapan dari modul tersebut untuk mempermudah para murabbi dan para aktivis Tarbiyah dalam melakukan aktivitasnya. Modul tersebut juga berharap mampu menjembatani kelangkaan bahan kajian aktivis Tarbiyah.[41]
Setelah melewati fase tahapan ta’rif dan ta’win masuk ketahapan ke tiga yaitu tanfidz. Tahap tanfidz adalah tahapan realisasi kerja kerja dakwah. Para aktivis yang sudah mengikuti tahap takwin atau yang dinilai sudah siap, diarahkan menjadi pekerja pekerja dakwah kampus yang sering disebut Aktivis Dakwah Kampus. Merekalah yang mulai mendapatkanamanah untuk memimpin kepengurusan di berbagai lembag di lingkungan kampus, mengorganisir berbagai lembaga di lingkungan kampus,mengorganisir berbagai kegiatan reguler dan insidental serta difungsikan sebagai murabbi di kampus. Pada tahap ini, pengendalian kerja dakwah bukan lagi dilakukan oleh halaqoh, tetapi di struktur dakwah yang ada di setiap kampus atau fakultas.[42]
Pembinaan kader Tarbiyah dikampus dilakukan selama masa kalender akademik. Para Aktivis yang sudah di anggap mampu untuk merekrut anggota anggota baru, dan yang merekruit itu menjadi murabbi untuk peserta barunya. Rekruitmen Tarbiyah dikampus ini dilakukan setiap semester baru atau ketika penerimaan mahasiswa baru .[43] Rekruitmen yang dilakukan seperti mengandung makna positive sekali bagi halaqoh Tarbiyah. Selain bisa menyebarkan dakwah kampus ke pemuda pemuda, pola Tarbiyah kampus ini bisa menyebar keseluruh universitas di Indonesia.
Proses pengkaderan Tarbiyah bisa dikatakan sukses. Setelah seukses dikembangkan menjadi sistem pengkaderan di pengkaderan resmi Partai Keadilan Sejahtera. Manhaj dakwah PKS tidak berbeda denaagn yang berlaku di Tarbiyah , manhaj ini kemudian di letakan sebagai tahap awal pengkaderan, yakni anggota pemula.[44] Pada perkembangannya, PKS kemudian mengembangkan manhaj Tarbiyah lanjutan yang diperuntukan bagi anggota muda, madya, dan dewasa yang diselaraskan dengan jenjang pengkaderan dan pembinaan kader partai, pelatihan kepartaian, training dasar, training lanjutan, dan kegitan lainnya.[45]
Sistem pengkaderan Tarbiyah PKS yang lebih holistik menjadikan seorang da’i yang produktif dan mampu menanggung beban dakwah. Sedangkan misi yang di patok PKS dalam manhaj Tarbiyah:
a.       Menyiapkan seprang Dai yang memiliki pengetahuan keIslaman.
b.      Menyiapkan seorang Dai dalam mengembangkan bakat bakat pribadi demi kamandirian.
c.       Menyiapkan Dai yang memiliki berbagai keterampilan belajar maupun keterampilan hidup.
d.      Menyiapkan seroang Dai yang memiliki Ilmu pengetahuan kontemporer  sehingga mampu beradaptasi dengan perkembangan metode dan kehidupan di masayarakat.
e.      Menyiapkan seorang Dai untuk berdakwah secaar profesional dengan mengenal lingkungan sosial masayarakat terutama lingkungan sosialnya.
f.        Menyiapkan seorang Dai yang berkemampuan membangun masayarakat madani.[46]
Program kerja PKS dengan menerapkan management Tarbiyahnya bisa dikatakan berhasil. Pasalnya peserta didik Tarbiyah di didik dari kecil sampai ketingkat dewasa, dan dari orang yang biasa biasa saja menjadi orang yang luar biasa untuk berdakwah, baik itu berdakwah di parlemen maupun berdakwah di masayarakat. Kunci dari keberhasilan PKS mendapatkan atau melahirkan kader kader yang solid berasal dari jejering Tarbiyah ini. Selain itu lulusan dari pengkaderan Tarbiyah ini bisa dipromosikan atau menduduki kursi penting di partai dengan melewati tahapan tahapan terlebih dahulu.
Misi Tarbiyah PKS ini nampaknya berhasil, pasalnya banyak Dai Dai yang memiliki kemampuan yang hebat di lingkungan bangkan dalam ruang lingkup nasional. Setelah menerima pembelajaran awal dari Tarbiyah seseorang secara mengejutkan menjadi Dai yang disipakan untuk berdakwah di lingkungan. Ini menandakan pola pengkaderan Tarbiyah yang dilakuakan PKS terhadap peserta Tarbiyah sangat berguna untuk masayarakat dan PKS sendiri.
Disini mungkin bisa kita lihat secara jelas bahwa kaderisasi PKS sangat unik dan beda dengan partai partai lain. PKS mampu melahirkan pendukung dan kader yang solid karena sudah di didik dengan managemen Tarbiyahnya. Bisa kita analisis bahwa walaupun PKS dalam kondisi apapun mereka tetap memiliki pendukung yang setia dan terus menurus mendukung dakwah PKS.





BAB V

Pengakaderan Formal PKS
Kaderisasi formal PKS dilakuakn dengan tujuh jenjang. Tujung jenjang tersebut antara lain:
a.       Training Orientasi Partai 1 (TOP 1). TOP 1 ini yakni rekruitmen Lembaga Dakwah Kampus (LDK) yang dilakukan satu sampai akhir pekan. Pada training ini peserta Tarbiyah diperkenalkan pemahaman dasar tentang eksitensi dan struktur pengenalan PKS.
b.      Training Orientasi Partai 2 (TOP 2). TOP 2 dilakuakan dengan halaqoh yang dipimpin oleh  murabbi dan setelah lulus menyandang Anggota Pemula Terbina.
c.       Training Dasar 1 (TD 1). TD 1 diikuti oleh peserta yang sudah lulus dalam jenjang pertama. Tahap ini di peruntuhkan kepada angggota muda (Muayid). Dalam tahap ini kurikulum akan fokus pada pendalaman nilai nilai keagamaan.
d.      Training Dasar 2 (TD 2). TD 2 ini adalah lanjutan dari Tarbiyah anggota muda. Pada level ini, manhaj Tarbiyah yang digunakan adalah manhaj Tarbiyah anggota madya. Lulusan level ini menyandang prdeikat Anggota Madya.
e.      Training Lanjutan 1 (TL 1).  TL 1 adalah jenjang akhir manhaj Tarbiyah PKS, yakni manhaj Tarbiyah anggota dewasa. Materi yang diperuntuhkan adalah dasar dasar keIslaman, pengembangan diri, dakwah dan pemikiran Islam, wawasan masayarakat.
f.        Training Lanjutan 2 (TL 2). TL 2 ini tetap harus mengikuti kurikulum yang sudah ditetapkan oleh PKS. Setelah lulus dari TL 2 ini kemungkinan para peserta didik dinominasikan untuk jabatan jabatan didalam partai.
g.       Training Management dan Kepemimpinan. Di training ini peseta benar benar di didik dan persiapkan untuk anggota inti di PKS. Lulusan dari Training ini adalah mencapai predikat Anggota Purna yang merupakan anggota tertinggi di dalam perjenjangan PKS.[47]
Selain tahap tahap pengkaderan (Training) di atas ada beberapa anggota yang tidak melewati fase tahapan seperti ini. Anggota yang tidak melewari Training training tersebut di anggap anggota kehormatan. Anggota yang diangkat berdasarkan kriteria kriteria tertentu, misalkan ketokohannya yang sudah dikenal masyarakat, atau karena keahliannya dalam bidang tertentu. Tapi anggita kehormatan ini tetap harus mengikuti orientasi partai yang disebut Orientasi Partai dan Tokoh (OPT).[48]






BAB IV
Kesimpulan
PKS (Partai Keadilan Sejahtera) merupakan partai yang berideologi Islam di Indonesia. Walaupun partai ini berideologi Islam, tapi partai ini mampu bertransformasi menjadi partai terbuka. Dan itu tidak menutup kemungkinan bahwa orang non Muslim bisa masuk menjadi anggota partai.
Sistem rekruitmen yang bagus dan di dukung dengan sistem kaderisasi yang solid mampu melahirkan kader kader yang sangat berperan penting di PKS. Para peserta awal yang telah di rekruit oleh PKS kemudian di didik dengan kurikulum yang telah di buat oleh PKS. Di dalam pola kaderisasi PKS mengajarkan kepada pendidik untuk mengenal PKS secara dalam serta memahami Islam dan politik dan memperdalam ilmu agama.
PKS sendiri selain merekruit masyarakat, PKS juga merekruit mahasiswa/ pelajar untuk masuk kedalam kader. Di kampus contohnya PKS memiliki kaderisasi Tarbiyah yang menjadi wadah pendidikan Tarbiyah di kampus kampus. Para pelajar yang masuk kedalam LDK akan di perkenalkan lebih jauh tentang PKS sendiri.
Setelah menjadi anggota partai inti, anggota partai sudah siap utuk melanjutkan tongkat estafet perjuangan PKS di kanca perpolitiakan Indonenesia. PKS telah berhasil melahirkan kader kader yang berkualitas serta loyal untuk membangun partainya. Ini semua tidak lepas karena program pola kaderisasi Tarbiyah yang sangat bagus untuk partai.


Daftar Pustaka

http. www. Keadilan. or. id
M. Rahmat, Imadudun, Ideologi Politik PKS Dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen, Yogyakarta: PT LkiS Pelangi Aksara Yogyakarta, 2008.
Muhammaad, Furqon Aay, Partai Keadilan Sejahtera: Ideologi dan Praksis Politik Kaum Muda Muslimin Kontemporer, Jakarta: Teraju, 2004
Muhtadi, Burhanuddin, Dilema PKS: Suara dan Syariah, Jakarta: KPG “Kepesputakaan Populer Gramedia”, 2012.
Setiawan, Bambang dan Bestian Nainggolan, ed., Partai-Partai Politik Indonesia: Ideologi Dan Progaram 2004-2009, Jakarta: Kompas, 2004.
Takariawan, Cahyadi, Bukan Di Negeri Dongeng Kisah Nyata Para Pejuang Keadilan, Jakarta: Syaamil,2003
Vaezi, Ahmad, Agama dan Politik: Nalar Politik Islam, Jakarta: Citra, 2006.
Wawancara dengan Riki Aldian (Kader PKS) pada tanggal 17 oktober 2012-11-07.
Yasmin, Ummu, Agenda Materi Tarbiyah, Panduan Kurikulum Da’i dan Murabbi, Solo: Media Insani Press, 2009.



Referensi



[1] Bambang Setiawan dan Bestian Nainggolan, ed., Partai-Partai Politik Indonesia: Ideologi Dan Progaram 2004-2009 (Jakarta: Kompas, 2004), h. 230.
[2] M. Imadudun Rahmat, Ideologi Politik PKS Dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen, (Yogyakarta: PT LkiS Pelangi Aksara Yogyakarta, 2008), h. 237.
[3] Burhanuddin Muhtadi, Dilema PKS: Suara dan Syariah, (Jakarta: KPG “Kepesputakaan Populer Gramedia”, 2012), h. 121.
[4] Wawancara dengan Riki Aldian (Kader inti PKS) Pada tanggal 17 Oktober 2012.
[5] Imadudun Rahmat, Ideologi Politik PKS Dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen, h. 244.
[6] Fealy dan Bubalo, Jejak Kafilah, h. 112
[7] Imadudun Rahmat, Ideologi Politik PKS Dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen, h. 278.
[8] Wawancara dengan Riki Aldian (Kader inti PKS) Pada tanggal 17 Oktober 2012.
[9] Imadudun Rahmat, Ideologi Politik PKS Dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen
[10] http. www. KPK. or. id. Laporan-audit-kekayaan-anggota-partai-politik
[11] Wawancara dengan Riki Aldian (Kader inti PKS) Pada tanggal 17 Oktober 2012.
[12] Imadudun Rahmat, Ideologi Politik PKS Dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen, h. 278.
[13] Ibid, h. 279.
[14] Ahmad Vaezi, Agama dan Politik: Nalar Politik Islam, (Jakarta: Citra, 2006), h. 46.
[15] Fealy dan Bubalo, Jejak Kafilah, h. 112
[16] Cahyadi Takariawan, Bukan Di Negeri Dongeng Kisah Nyata Para Pejuang Keadilan, (Jakarta: Syaamil,2003), h 124-126
[17] Wawancara dengan Riki Aldian (Kader inti PKS) Pada tanggal 17 Oktober 2012.
[18] Wawancara dengan Riki Aldian (Kader inti PKS) Pada tanggal 17 Oktober 2012.
[19] Aay Muhammaad Furqon, Partai Keadilan Sejahtera: Ideologi dan Praksis Politik Kaum Muda Muslimin Kontemporer, (Jakarta: Teraju, 2004), h. 209.
[20] Wawancara dengan Riki Aldian (Kader inti PKS) Pada tanggal 17 Oktober 2012.

[21] Furqon, Partai Keadilan Sejahtera: Ideologi dan Praksis Politik Kaum Muda Muslimi, h. 210.
[22] Wawancara dengan Riki Aldian (Kader inti PKS) Pada tanggal 17 Oktober 2012.
[23] Imadudun Rahmat, Ideologi Politik PKS Dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen, h. 239.
[24] Wawancara dengan Riki Aldian (Kader inti PKS) Pada tanggal 17 Oktober 2012.
[25] Ibid, h. 239.
[26] Imadudun Rahmat, Ideologi Politik PKS Dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen, h. 240.
[27] Wawancara dengan Riki Aldian (Kader inti PKS) Pada tanggal 17 Oktober 2012.
[28] Imadudun Rahmat, Ideologi Politik PKS Dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen, h. 242.
[29] Wawancara dengan Riki Aldian (Kader inti PKS) Pada tanggal 17 Oktober 2012.
[30] Burhanuddin Muhtadi, Dilema PKS: Suara dan Syariah, (Jakarta: KPG “Kepesputakaan Populer Gramedia”, 2012), h. 121.
[31] Ibid, h. 122-123.
[32] Wawancara dengan Riki Aldian (Kader inti PKS) Pada tanggal 17 Oktober 2012.
[33] Imadudun Rahmat, Ideologi Politik PKS Dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen, h. 244.
[34] http. www. Keadilan. or. id
[35] Ibid
[36] Wawancara dengan Riki Aldian (Kader PKS) pada tanggal 17 Oktober 2012.
[37] Ibid
[38] Ibid
[39] Ibid
[40] Wawancara dengan Riki Aldian (Kader inti PKS) Pada tanggal 17 Oktober 2012.
[41] Ummu Yasmin, Agenda Materi Tarbiyah, Panduan Kurikulum Da’i dan Murabbi, (Solo: Media Insani Press, 2009), h. 4.
[42] Imadudun Rahmat, Ideologi Politik PKS Dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen, h. 272.
[43] Wawancara dengan Riki Aldian (Kader inti PKS) Pada tanggal 17 Oktober 2012.
[44] Wawancara dengan Riki Aldian (Kader inti PKS) Pada tanggal 17 Oktober 2012.
[45] Imadudun Rahmat, Ideologi Politik PKS Dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen, h. 273.
[46] Ibid
[47] Wawancara dengan Riki Aldian (Kader inti PKS) Pada tanggal 17 Oktober 2012.
[48] Wawancara dengan Riki Aldian (Kader inti PKS) Pada tanggal 17 Oktober 2012.