Unjuk Karya Lebih Baik
Ketibang Unjuk Rasa
Dosen saya pernah mengatakan unjuk karya itu lebih baik dari unjuk rasa.
Karena sebuah karya bisa menghasilkan sebuah prestasi dan tentunya bisa
mengeritik dengan cara yang bukan anarkis.
Demonstrasi yang benar adalah
demonstrasi yang dilakukan bukan hanya dengan tenaga atau otot tapi dengan
pemikiran dan intelektual. Demonstarsi dengan otot atau tenaga yang dibuang
percuma untuk melakukakan demostrasi yang anarkis bisa berdampak negative bagi
si demonstran, negara, dan masyarakat. Karena banyak kerugian yang didapat
ketibang keuntungan yang diraih.
Jika kita lihat sejarah pemuda
bangsa, mereka melakukan demonstrasi benar benar dengan tenaga yang didukung
dengan pemikiran dan intelektual yang mereka punya. Mereka melampiaskan
ketidaksukaan dengan kolonialisme dengan otak bukan dengan otot. Tapi jika kita
lihat pemuda sekarang, mereka sangat merasa bangga ketika berdemonstrasi dengan
anarkis. Padahal demonstrasi yang anarkis hanya membawa dampak negative, contoh
seperti rusaknya fasilitas umum, jatuhnya korban, dan hanya membuat citra
mahasiswa buruk dikalangan masyarakat.
Sebenarnya kita tidak bisa
menyalahkan demonstran saja yang melakukan demonstrasi secara anarkis. Mereka
anarkis bukan tanpa sebab, karena aspirasi mereka yang seharusnya pemerintah
dengar, tapi seolah pemerintah tidak mendengarnya. Pemerintah harus berkaca
diri, kenapa mereka bisa bersikap anarkis. Ketika aspirasi mereka tidak
didengar, otomatis mereka akan berperilaku anarkis. Karena dalam Teori frustasi agresi dikatakan bahwa “jika
aspirasi dan tujuan seseorang atau kelompok tidak tercapai, mereka akan terus
mencoba mencapainya walau dengan anarkis sekalipun”.
Tapi menurut saya, domontrasi
dengan intelektual dan karya lebih baik ketibang domonstrasi secara anarkis.
Banyaknya fasilitas yang rusak karena domontrasi yang anarkis merupakan salah
satu dampak yang diterima masyarakat akibat perilaku demo yang tidak tahu
etika. Seharusnya kita harus membuka mata pemerintah dan masyarakat, kita
lakukan demo secara tentram dan damai tapi bisa menyadarkan hati nurani
pemerintah dan rakyat Indonesia.
menurut saya cara demo yang tidak
anarkis dan yang paling relevan adalah demo dengan karya. Karena sebuah karya
selain bisa mengeritik tentu bisa menghasilkan sebuah prestasi. Kita bisa
berdemo dengan mengirimkan keritik kita ke media masa, seperti koran, majalah,
dan surat kabar lainnya. Dan saya himbau mari kita buka hati nurani pemerintah
kita dengan dengan intelektual kita dengan cara berdemonstrasi dengan damai dan
penuh dengan karya. Salam Mahasiswa Indonesia !!
Pandu Wibowo
Mahasiswa Ilmu Politik FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar