Sabtu, 05 Januari 2013

Unjuk Karya Lebih Baik Ketibang Unjuk Rasa


Unjuk Karya Lebih Baik Ketibang Unjuk Rasa

Dosen saya pernah mengatakan unjuk karya itu lebih baik dari unjuk rasa. Karena sebuah karya bisa menghasilkan sebuah prestasi dan tentunya bisa mengeritik dengan cara yang bukan anarkis.
Demonstrasi yang benar adalah demonstrasi yang dilakukan bukan hanya dengan tenaga atau otot tapi dengan pemikiran dan intelektual. Demonstarsi dengan otot atau tenaga yang dibuang percuma untuk melakukakan demostrasi yang anarkis bisa berdampak negative bagi si demonstran, negara, dan masyarakat. Karena banyak kerugian yang didapat ketibang keuntungan yang diraih.
Jika kita lihat sejarah pemuda bangsa, mereka melakukan demonstrasi benar benar dengan tenaga yang didukung dengan pemikiran dan intelektual yang mereka punya. Mereka melampiaskan ketidaksukaan dengan kolonialisme dengan otak bukan dengan otot. Tapi jika kita lihat pemuda sekarang, mereka sangat merasa bangga ketika berdemonstrasi dengan anarkis. Padahal demonstrasi yang anarkis hanya membawa dampak negative, contoh seperti rusaknya fasilitas umum, jatuhnya korban, dan hanya membuat citra mahasiswa buruk dikalangan masyarakat.
Sebenarnya kita tidak bisa menyalahkan demonstran saja yang melakukan demonstrasi secara anarkis. Mereka anarkis bukan tanpa sebab, karena aspirasi mereka yang seharusnya pemerintah dengar, tapi seolah pemerintah tidak mendengarnya. Pemerintah harus berkaca diri, kenapa mereka bisa bersikap anarkis. Ketika aspirasi mereka tidak didengar, otomatis mereka akan berperilaku anarkis. Karena dalam Teori frustasi agresi dikatakan bahwa “jika aspirasi dan tujuan seseorang atau kelompok tidak tercapai, mereka akan terus mencoba mencapainya walau dengan anarkis sekalipun”.
Tapi menurut saya, domontrasi dengan intelektual dan karya lebih baik ketibang domonstrasi secara anarkis. Banyaknya fasilitas yang rusak karena domontrasi yang anarkis merupakan salah satu dampak yang diterima masyarakat akibat perilaku demo yang tidak tahu etika. Seharusnya kita harus membuka mata pemerintah dan masyarakat, kita lakukan demo secara tentram dan damai tapi bisa menyadarkan hati nurani pemerintah dan rakyat Indonesia.
menurut saya cara demo yang tidak anarkis dan yang paling relevan adalah demo dengan karya. Karena sebuah karya selain bisa mengeritik tentu bisa menghasilkan sebuah prestasi. Kita bisa berdemo dengan mengirimkan keritik kita ke media masa, seperti koran, majalah, dan surat kabar lainnya. Dan saya himbau mari kita buka hati nurani pemerintah kita dengan dengan intelektual kita dengan cara berdemonstrasi dengan damai dan penuh dengan karya. Salam Mahasiswa Indonesia !!
Pandu Wibowo
Mahasiswa Ilmu Politik FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar